Ketua MUI Bidang Pengembangan Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim menyampaikan, program seperti ini penting untuk terus mendorong usaha mikro. Meskipun dia menyampaikan data bahwa usaha besar di Indonesia di bawah 0,01 persen dan berpengaruh, namun dia yakin di masa mendatang usaha mikro ini yang selama ini jumlahnya banyak sekali, juga memberikan dampak terhadap perekonomian negara.
“Ini tentu akan menjadi prioritas kita dan memperkuat posisi ekonomi umat Islam, khususnya rumah tangga,” katanya.
“Selama ini roda ekonomi berbasis rumah tangga belum mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, mudah-mudahan dari acara hari ini bisa menjadi satu tonggak,” imbuhnya.
Sekjen MUI Buya Anwar Abbas saat membuka acara tersebut mengatakan, sudah saatnya PRK atau ormas Islam mendata sosok-sosok muslimah preneur sehingga bisa membentuk jejaring yang luas.
“Kalau ini bisa kita galang dan kita olah dalam sebuah big data, maka akan menjadi dahsyat sekali, karena boleh dikatakan ekonomi bisnis ini, mereka men-suplly apa yang kita butuhkan dan kita inginkan, maka umat harus hijrah dari konsumen menjadi produsen,” katanya.
“Kalau kita ingin menjadi orang yang kaya, maka mediumnya adalah bisnis. Kita ingin mencetak muslimah preneur yaitu kaum perempuan yang mau menantang risiko. Semakin tinggi risiko yang kita hadapi, semakin besar return yang kita peroleh,” paparnya.
red: shodiq ramadhan