NASIONAL

MUI Jadikan Islam Wasathiyah sebagai Manhaj Berpikir dan Bergerak

Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, menyatakan MUI akan tetap menjadikan Islam Wasathiyah sebagai manhaj (metode) berpikir dan bergerak.

“Kita bersyukur karena Munas ke-9 MUI lalu telah menetapkan Islam Wasathiyah sebagai landasan kerja pengurus MUI 2015-2020. Karena itu selama lima tahun terakhir, DP MUI menjadikan keputusan Munas tersebut sebagai manhaj MUI sebagai berpikir dan bergerak, fikrah dan harakah,” kata Kiai Ma’ruf saat menyampaikan pidato di pembukaan Munas X MUI di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Dia menjelaskan, pengarusutamaan Islam Wasathiyah dipandang sebagai kebutuhan mendesak, seiring dengan menguatnya radikalisme di masyarakat, baik radikalisme kiri seperti liberalisme dan sekularisme dalam beragama.

Sementara radikalisme kanan adalah beragama dan terorisme yang berkedok agama. “Islam wasathiyah adalah cara berpikir yang tidak terlalu rigid, tidak terlalu longgar, maka sikap wasathiyah adalah sikap moderat di antara dua kutub yang ekstrem itu,” ujar dia.

Dia menegaskan komitmen untuk tetap menjadikan Islam wasathiyah sebagai cara berpikir, bersikap, dan bertindak, harus tetap menjadi pedoman dalam kiprah MUI di masa mendatang.

Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf menjelaskan selama masa bakti kepengurusan MUI 2015-2020 banyak sekali program yang dilaksanakan MUI baik melalui komisi, badan, lembaga, ataupun dilaksanakan DP MUI. Berbagai program dan kegiatan tersebut merupakan penjabaran dari Munas ke-9. Semua kegiatan tersebut telah dilaksanakan secara periodik dalam Rakernas yang dilaksanakan setiap tahun.

“Syukur alhamdulillah keberadaan MUI masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan Pemerintah. Ini tidak lepas dari konsistensi MUI menerapkan prinsip dan khittah yang dibangun pengurus MUI dari masa ke masa,” kata dia.

Kiai Ma’ruf menyatakan sejak awal masa kepemimpinan, dirinya berazam melakukan pembenahan kinerja dan tata kelola organisasi. MUI harus menjadi contoh standard pengelolaan organisasi dan pelayannnya.

“Maka bersama Sekjen dan pengurus lainnya, kita berusaha mewujudkan niat tersebut. Alhamdulillah itu berhasil. MUI telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2015 tiga tahun berturut-turut. MUI menjadi satu-satunya lembaga keagamaan di Indonesia yang pengelolaannya memperoleh standar ISO,” kata dia.

Kiai Ma’ruf mewakili segenap pimpinan dan pengurus MUI menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dengan MUI dalam merealisasikan berbagai program kegiatan. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pengurus MUI yang selama ini telah berkhidmah dan berjuang di MUI.

“Dan di pengujung masa bakti kepengurusan ini saya sebagai Ketua Umum (MUI), mandataris Munas ke-9 MUI tahun 2015, memohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan,” ujar Kiai Ma’ruf.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button