SIRAH NABAWIYAH

Mulianya Syuhada di Sisi Allah

Orang-orang yang syahid itu menginginkan dihidupkan kembali untuk berjuang di jalan Allah dan kemudian terbunuh sekali lagi.

Suatu ketika Rasulullah Saw bertanya kepada sahabatnya, Jabir bin Abdullah. Jabir adalah putra dari Abdullah bin Amr, salah satu sahabat dan tentara kaum Muslimin dalam Perang Uhud yang gugur menjadi syuhada.

“Maukah engkau aku beri kabar gembira hai Jabir?, tanya Rasulullah kepada Jabir. Atas ucapan Rasulullah itu Jabir menjawab, ‘Mau, wahai Rasulullah.’ Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ayahmu yang gugur di Uhud dihidupkan Allah Azza wa Jalla kemudian Dia berfirman kepadanya, ‘Hai Abdullah bin Amr, apa yang engkau inginkan untuk Aku kerjakan untukmu?’ Ayahmu menjawab, ‘Tuhanku, aku ingin Engkau mengembalikanku ke dunia agar aku bisa berjuang di jalan-Mu kemudian terbunuh sekali lagi.”

Dialog antara Jabir dengan Rasulullah ini ditulis oleh Ibnu Hisyam dalam kitab Sirah-nya menukil dari Ibnu Ishaq. Penjelasan Ibnu Ishaq ini terkait dengan kedudukan para syuhada yang gugur dalam berjihad, terutama Perang Uhud.

Sebagaimana ditulis Ibnu Hisyam, dalam Surat Ali Imran terdapat sekitar 60 ayat yang diturunkan Allah Swt mengenai Perang Uhud. Dua diantaranya, yakni ayat 69-70, adalah terkait kedudukan kedudukan para syuhada yang gugur dalam jihad fi sabilillah di sisi Allah Swt.

Allah Swt berfirman: Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Ali Imran: 169-170).

Maksudnya, kata Ibnu Ishaq, janganlah kalian mengira orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Mereka Aku hidupkan dan diberi rizki di sisi-Ku di surga yang indah dan istimewa. Mereka bergembira ria dengan karunia yang diberikan kepada mereka karena jihad mereka di jalan-Nya dan memberi kabar gembira kepada orang-orang sepeninggal mereka yang belum menyusul mereka. Artinya, mereka senang karena saudara-saudara mereka yang jihad seperti mereka itu bisa menyusul mereka sehingga mereka bersama-sama bisa mendapatkan pahala Allah yang diberikan keada mereka. Allah menghilangkan ketakutan dan kesedihan dari mereka.

Ibnu Ishaq melanjutkan, setelah itu Allah Ta’ala berfirman, Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Ali Imran : 171)

Maksudnya mereka bergirang hati karena melihat Allah menepati janji dan besarnya pahala yang mereka dapatkan.

Di manakah ruh para mujahidin yang telah gugur itu diletakkan?. Alangkah bahagianya ternyata para syuhada itu, sebagaimana disampaikan Rasulullah Saw, mereka yang gugur sebagai syuhada dalam Perang Uhud, ruh mereka diletakkan di dalam hati burung yang berwarna hijau. Lalu burung tersebut datang ke sungai-sungai di surga, memakan buah-buahannya dan bersarang di lampu-lampu dari emas di bawah naungan Arasy. “Ketika mereka merasakan kelezatan minuman, makanan, dan tempat tinggal mereka, maka mereka berkata, ‘Seandainya saudara-saudaraku mengetahui apa yang diperbuat Allah terhadap kami, mereka pasti tidak meninggalkan jihad dan tidak mundur ketika perang.’ Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku mewakili kalian menyampaikan hal ini kepada mereka.’ Setelah itu, Allah Ta’ala menurunkan ayat 169 di surat Ali Imran,” sabda Rasulullah Saw seperti disampaikan Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas ra.

Ruh para syuhada itu juga berada di atas sungai yang berkilau di pintu surga di kubah berwarna hijau. Mereka tidak kekurangan rizki, sebab setiap pagi dan petang rizki mereka keluar dari surga. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw bersabda, “Para syuhada berada di atas sungai yang berkilau di pintu surga di kubah berwarna hijau. Rizki mereka dari surga keluar kepada mereka di setiap pagi dan petang.”

Karena kenikmatan yang mereka terima dari Allah Swt itulah, kata Rasulullah Saw, orang-orang mukmin yang syahid itu meminta kepada Allah Swt supaya mereka dikembalikan ke dunia kembali supaya bisa berjihad di jalan Allah dan mereka ingin terbunuh sekali lagi.

Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa Amr bin Ubaid berkata dari Al Hasan yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada orang Mukmin yang telah meninggalkan dunia namun ingin kembali ke dunia lagi sesaat di siang hari dan diberi dunia beserta isinya kecuali syahid. Ia ingin dikembalikan lagi ke dunia untuk berperang di jalan Allah dan dibunuh sekali lagi.”

Subhanallah, itulah penjelasan Rasulullah mengenai kedudukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah Swt. Hadits-hadits Rasulullah ini harus menjadi motivator dan cambuk supaya umat Islam kembali meraih kemuliannya dengan berjihad fi sabilillah. Sebab jika pun mereka mati karena berjihad, maka kemuliaan di sisi Allah akan mereka dapatkan. Ini sekaligus untuk mengobati umat Islam yang telah lama mengidap penyakit wahn, cinta dunia dan takut akan kematian. Wallahu a’lam bishshawaab.

Shodiq Ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button