Munculnya Pemimpin Buruk Akibat Meninggalkan Amar Makruf Nahi Munkar
Bogor (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin mengingatkan umat Islam khususnya orang-orang yang beriman untuk tidak meninggalkan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah keburukan).
“Amar ma’ruf nahi munkar itu adalah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita. Menyuruh, mendorong, mempelopori, memberikan contoh pada kebaikan. Kemudian melarang keburukan, tidak berkompromi dengan kebatilan dengan ucapan, lisan dan perbuatan kita,” jelas Kiai Didin dalam kajian di Masjid Al Hijri pada Ahad lalu (16/4/2023).
Kiai Didin menambahkan, jika kita meninggalkan amar makruf nahi munkar maka sanksinya sangat berat. Sesuai hadis Nabi, jika meninggalkan amar makruf nahi munkar maka akan dihadirkan pemimpin buruk dan doanya tidak diterima.
“Allah akan memberikan kepemimpinan atau kekuasaan yang mengendalikan kalian yaitu dari kalangan orang-orang yang buruk, kalau kita diam tidak berbuat apapun juga, tidak mengkoreksi, maka yang jadi penguasa adalah orang yang buruk di antara kalian. Kemudian orang-orang yang baik (tapi diam tidak melakukan amar makruf nahi munkar) itu berdoa kepada Allah maka doanya tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala,” jelasnya.
“Jadi berat sanksinya kalau kita tidak mau melakukan amar makruf nahi munkar, makanya kita harus terus-menerus melakukan upaya tersebut tentunya dengan cara yang baik, dengan hikmah, dengan nasihat dan lain sebagainya,” tandas Kiai Didin.
red: adhila