Mungkinkah Israel Dikalahkan dengan Diplomasi?
Allah akan menolong hambaNya yang terus menerus dianiaya oleh musuh-musuhnya (Israel Amerika).
Tapi ada yang menarik dalam ayat lain. Dalam surat an Nahl 126-127, Allah SWT menyatakan,
وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖۗ وَلَىِٕنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصّٰبِرِيْنَ وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ
”Jika kamu membalas, balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu bersabar, hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (Nabi Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan (pertolongan) Allah, janganlah bersedih terhadap (kekufuran) mereka, dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.”
Di ayat ini, Allah memberikan pilihan membalas serangan yang dilakukan musuh boleh. Tidak salah. Tapi bila bersabar maka lebih baik, dan di situ Allah akan menurunkan pertolonganNya.
Memang kalau kita melihat peperangan kemerdekaan selalu ada dua sisi. Perang dengan senjata dan perang dengan jalur diplomasi. Bila perang dengan senjata kalah, maka perang dengan jalur diplomasi harus digencarkan. Dan kita melihat meski Gaza dalam peperangan militer ‘nampak kalah’, tapi dalam jalur diplomasi Gaza/Palestina mencapai kemenangan luar biasa. Bukan hanya negeri-negeri Islam yang mendukung Palestina, tapi hampir seluruh dunia mendukung kemerdekaan Palestina. Dalam diplomasi dunia ini, Israel benar-benar keok.
Israel seperti petinju yang sudah divonis kalah oleh wasit dan akhirnya ngamuk wasitpun ditinjunya. Tidak puas meninju wasit ia pun kemudian meninjau para penonton dengan beringas. Sehingga para penonton akhirnya ingin ramai-ramai mengeroyok peninju yang buas itu hingga tewas. Kita melihat, bila masyarakat dunia dipersenjatai, mungkin mereka semua ingin menembak dan mengebom negara Israel, agar tidak ada lagi di dunia ini negara yang bernama Israel.
Tapi, dalam peperangan kita mesti melihat fakta. Faktanya Israel saat ini didukung Amerika negara terkuat militer dan terhebat satelitnya di dunia.
Menurut saya, melihat fakta yang demikian, maka jalan terbaik lawan Amerika dan Israel adalah dengan diplomasi, lobi, perang opini. Alias jalan damai. Jalan ini memang pahit, tapi menurut saya harus ditempuh karena persenjataan Palestina kalah jauh dengan senjata Amerika dan Israel.
“Yang penting itu Palestina merdeka dulu dan diakui PBB. Kesananya nanti bisa jadi negara hebat,” begitu kira-kira saran Prof Ismail Sunny (almarhum) dalam sebuah kuliah di Universitas Indonesia yang saya ikuti.
Palestina banyak mempunyai orang hebat, orang-orang cerdas, ulama, doktor, profesor dan lain-lain. Dengan memiliki negara sendiri yang berdaulat -meskpun Israel mungkin terus mengganggu- maka Palestina dapat melakukan dakwah yang agresif ke seluruh dunia. Kaum cendekia di Palestina di masa depan mungkin dapat mengislamkan banyak orang Yahudi. Sebagaimana kaum cendekia Muslim di Eropa banyak mengislamkan orang-orang Kristen atau Ateis.
Kekuatan kaum Muslim memang bukan senjata militer ala peradaban Barat. Barat hebat di dunia saat ini karena mengandalkan persenjataaan militernya. Senjata kaum Muslim yang sebenarnya adalah akal (jiwa), Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Dengan akal yang cerdas dan akhlak mulia, kaum Muslim akan menjadi teladan dalam peradaban modern ini.
Dan itulah yang dilakukan Rasulullah ketika membangun Madinah Munawwarah. Rasululllah tidak mengandalkan persenjataan militer. Tapi Rasulullah mengandalkan kader-kader yang mempunyai akal yang cerdas dan akhlak mulia. Akal yang tercelup Al-Qur’an dan akhlak yang disinari oleh perilaku Rasulullah Saw.