NASIONAL

Muslim Melayu Menentang Naga Komunis

Sungguh mencengangkan kemenangan Dr. Mahathir Muhammad, 92 tahun dalam Pemilu Malaysia baru-baru ini. Dalam usianya yang sudah sangat lanjut itu.

Koalisi oposisi Pakatan Harapan yang diketuai Mahathir menyatakan telah memenangi kursi yang cukup dalam Pemilihan Umum ke-14 untuk membentuk pemerintah federal Malaysia. Berdasarkan laporan undi.info.live, Barisan Nasional beroleh 77 kursi parlemen, Pakatan Harapan 119 kursi, dan PAS 17 kursi. Sesuai aturan, mereka yang perolehan kursinya melebihi 112 berhak membentuk pemerintahan federal.

Kemenangan itu mengakhiri lebih dari 60 tahun pemerintahan oleh Barisan Nasional. Mahathir Mohamad menyatakan, koalisi itu akan mengembalikan hukum dan peraturan. Dia juga menyatakan bahwa kemenangannya, “tidak hanya tentang beberapa suara, tidak hanya tentang beberapa kursi,tapi tentang mayoritas yang substansial.”

Mayoritas yang substansial yang dimaksudkan secara tersirat itu adalah Muslim Melayu, yang menentang petahana yang disokong kaum China berideologi anti Tuhan, atau disebut juga dengan istilah Naga Komunis. Tun Nadjib Razak ditumbangkan Mahathir Mohammad yang sudah berusia 92 tahun.

Amien Rais menyebut kemenangan Mahathir Mohamad di pemilu Malaysia akan berdampak di Indonesia. Dia yakin kemenangan yang sama akan diraih partai oposisi di Indonesia di pemilu 2019 mendatang.

“(Mahathir) menghadapi Najib (petahana) yang sangat kuat, menguasai polisi, menguasai ini dan lain-lain. Kalah Najib,” kata Amien saat mengisi ceramah di Masjid Muthohirin Yogyakarta, Kamis (10/5/2018) malam. “Insyaallah ini (pemilu Indonesia 2019) juga akan seperti itu,” lanjut Amien.

Amien mengakui memang kemenangan Mahathir sangat berdampak dalam pemilu di Indonesia mendatang. Sebab, kemenangan tersebut menjadi bukti bahwa petahana masih bisa dikalahkan.

“Kalau Mahathir menang di Malaysia, Prabowo menang di Indonesia nanti itu bisa bermitra. Kita bisa saling memperkuat,” ungkapnya.

Amin menyebut pemilu 2019 mendatang merupakan ajang pertempuran politik. Dia mengibaratkan pemilu 2019 seperti perang badar di zaman Rasulullah.

Kala itu, jumlah pasukan muslim tidak sebanding dengan jumlah lawan. Namun, atas tekad para pejuang muslim dan atas bantuan Allah, akhirnya perang tersebut dimenagkan pihak muslim. “Allah akan tetap menolong kita,” ujarnya.

Apa yang disampaikan Amien Rais memang menjadi pendapat umum rakyat Malaysia. Tim Suara Islam yang bertandang ke Malaysia merekam opini masyarakat yang seolah tak percaya kemenangan Mahathir.

“Benar-benar, banyak orang tidak sangka, Datuk Dr Mahatir Muhammad berhasil memenangkan pemilihan umum. Pula, kendati tidak dengan kemenangan yang mutlak, Agung (maksudnya Yang Dipertuan Agung Diraja Malaysia, re ) memilihnya untuk kembali ke kekuasaan Perdana Menteri.”

Demikian tuturan Ustaz Shofwan Badrie Bin Ahmad Badrie, shohibul fadhilah alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo Jawa Timur, yang sudah mukim selama 30 tahun dan sudah menjadi warga Negara Malaysia, Senin (28 Mei 2018) dalam perbincangan dengan Suara Islam yang berkunjung ke Malaysia selama tiga hari.

Kendati banyak yang tidak sangka atas kemenangan ini, namun setelah partai-partai oposisi—-terutama dengan keluarga Anwar Ibrahim dapat menyatu, umumnya warga Malaysia kemudian menjadi Optimis Datuk Mahatir mampu ambil alih kembali pemerintahan. “Jika yang dulu menyebabkan kebagusan bagi Malaysia , kemudian terjadi kerusakkan, Allah masih beri kesempatan Datuk Mahatir untuk perbaiki kembali,” tandas Ustaz Sofwan Badrie.

Ustaz Sofwan Badrie bin Ahmad Badrie serta sejumlah Sahibul Fadhilah yang sempat berbincang dengan Suara Islam rata-rata mengungkap kunci keberhasilan Datuk Mahatir Muhammad memenangkan pemilihan; karena terjadi kesatuan kehendak yang menggumpal kuat dari segenap partai oposisi untuk mengganti pemerintahan. Dan, ketika itu memang ada “sesuatu” yang mampu mempersatukan menjadi gumpalan pandangan dan kehendak yang satu dan kokoh.

“Jakarta (Indonesia, red) Insyaallah tentu mampu merembetkan kemenangan Datuk Mahatir, untuk mengambil kemenangan pada pemilu 2019 mendatang. Toh, indikasinya sudah ada; yang sudah terbukti mampu menyatukan kekuatan, untuk meraih kemenenangan di ibu kota Negara,” ungkap Ustaz Sofwan Badrie.

Suara Islam di antaranya mencatat yang pernah terjadi di dalam menghadapi Pilkada DKI dengan target menggagalkan incumbent untuk memimpin kembali. Namun ketika sudah memaksimalkan – semaksimal mungkin ikhtiar, di pihak seberang justru memperhebat “rayuan” kepada calon pemilih, dengan menggencarkan pembagian sembako. Menggerojok hebat hingga ke kantong-kantong dhuafa yang paling tersembunyi.

[Syah Agusdin]

Artikel Terkait

Back to top button