Muslimadani Bangkit Kembali
Omzet Turun
Meski penjualan secara offline di Pasar Tanah Abang sudah dibuka kembali, Elsye mengakui hal itu tidak serta merta menjadi normal sebagaimana sebelum pandemi. Meski mulai bangkit, ia mengaku omzetnya saat ini turun hingga 70 persen.
Jika dalam kondisi normal, Elsye mengaku dapat meraih omzet lima miliar rupiah dalam momentum Ramadhan dan Idulfitri. Tapi saat ini separuhnya saja belum dapat.
“Pasar Tanah Abang mulai ramai, tapi tak seperti dahulu. Sebelum pandemi kita bisa jualan banyak, sekarang sedikit-sedikit,” kata dia.
Elsye sadar, terjun ke dunia digital merupakan sebuah keharusan di era saat ini. Sebab jika tidak, pelaku usaha fesyen muslim akan tertinggal dan sulit untuk bisa bersaing.
Karena itu, ia pun menggunakan tenaga-tenaga muda untuk melakukan pemasaran dan penjualan secara online. Dengan menggunakan beragam platform, seperti toko daring, dan media sosial seperti Facebook dan Instagram.
“Onlineshop kita kembangkan dengan pemasaran menggunakan media sosial,” akunya.
Selain itu, Muslimadani juga mengajak masyarakat untuk menjadi reseller dengan cara yang mudah dan praktis. Ia menargetkan memiliki seribu reseller di seluruh Indonesia. “Hanya dengan modal tiga pcs baju, sudah bisa jadi reseller,” kata Elsye.
Kepada pemerintah, Elsye berharap agar dapat memfasilitasi penjualan produk-produk busana muslim dengan mengadakan berbagai bazar.
Elsye mengakui, untuk di Bekasi ia mengaku telah mendapat banyak bantuan dari pemerintah. Hal ini terkait dengan usaha baru Muslimadani di bidang makanan dan minuman.
“Sebagai UMKM kita mendapat bantuan dari Dinkes, sertifikasi halal gratis dan jaringan pasar seputar Bekasi,” ungkapnya.
Untuk produk baju muslimnya, Elsye mengakui, di Bekasi produknya secara umum sudah dikenal masyarakat. “Alhamdulillah sudah banyak juga yang menjadi reseller,” pungkasnya.
Red: Syakira FH.