NUIM HIDAYAT

Nafsu Kuasa, RK dan Patung Bung Karno

Entah gagasan patung itu dari mana, hanya pimpinan PDIP dan RK yang tahu. Wallahu a’lam. Meski secara pribadi, gubernur Jabar ini juga pengagum berat Bung Karno.

Bung Karno memang plus minus. Di kalangan sekuler dan non Islam, ia banyak dipuji. Di kalangan Muslim terpecah. Kaum Muslim lebih banyak mengkritisi Soekarno. Terutama mereka yang bermazhab politik Masyumi. Hamka, meski akhirnya menyalatkan jenazah Soekarno, tapi jejak jejak tulisannya sangat keras mengkritisi dan mengecam presiden itu.

Baca juga: Hitam Putih Presiden Soekarno

Jabatan wapres memang menggiurkan. Ia menempati istana tersendiri, di samping istana presiden. Ia lebih tinggi kedudukannya dari menteri.

Tapi perlu diingat jabatan wapres di konstitusi kita seperti ban serep. Ia tidak punya kewenangan yang jelas. Ia hanya mempunyai wewenang bila presiden memberinya. Wewenang mengangkat menteri, dubes, komisaris BUMN dan ratusan jabatan penting di negeri ini yang kuasa presiden. Wapres bisa dilibatkan atau tidak.

Maka jangan heran KH Ma’ruf Amin yang diharapkan bisa mengerem presiden Jokowi tidak bisa melakukan apa-apa. Jokowi dan think tank-nya tidak mau memberikan wewenang yang banyak kepada wapresnya. Wapres ‘hanya disuruh’ urus ekonomi Islam, selebihnya hanya sebagai tukang sorak.

Jadi bila RK rela berbuat ‘apa saja’ untuk menjadi wapres Ganjar, sebenarnya ia rugi. Lebih baik menjadi gubernur yang kekuasaannya jelas, daripada menjadi wapres yang kekuasaannya tidak jelas. Wapres itu seperti pohon yang indah, tapi tidak berbuah.

RK telah banyak berbuat untuk masyarakat Jawa Barat. Di samping usahanya untuk menyejahterakan rakyatnya, ia juga menorehkan prestasi mendesain puluhan masjid yang artistik di tanah air.

Bila ia ngotot terus membangun patung Soekarno ini, ia sedang mencacatkan dirinya. Karena ribuan masyarakat di Jabar masih banyak yang tidak punya rumah. Di samping ribuan lainnya rumahnya tidak layak huni. Bila uang Rp14,5 miliar itu dialihkan untuk membuat ratusan rumah orang miskin, tentu rakyat Jabar akan bahagia.

Jadi lebih baik RK membahagiakan warganya sendiri yang miskin, dari pada membahagiakan Hasto dan pimpinan PDIP yang kaya raya. Berpikirlah kembali bung Ridwan Kamil. Wallahu alimun hakim. []

Nuim Hidayat, Wakil Ketua Majelis Syura Dewan Da’wah Depok

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button