Nasihat Syekh Al-Qardhawi kepada Penghafal Al-Qur’an
Disamping mengritik, beliau tidak ingin orang merasa hafalan itu tidak penting, yang nantinya akan diremehkan. Karenanya beliau berpendapat bahwa menghafal Al-Qur’an itu satu keharusan. Kesimpulan Ini saya dapatkan dari salah satu pendapat beliau terkait orang yang melupakan Al-Qur’an.
Jadi, menurut Syekh Al-Qardhawi, setelah meneliti berbagai hadis tentang dosa orang yang melupakan Al-Qur’an, beliau berpendapat itu bukanlah dosa besar. Namun sebatas hal yang sangat dibenci (makruh karohah syadidah).
Jika ditanya kenapa pendapat ini anda sampaikan? Maka beliau menjawab. Selain aspek riwayat yang lemah, beliau berpendapat (pendapat inilah yang membuat saya berkesimpulan bahwa beliau sangat menekankan aspek hafalan):
“Aku takut nantinya orang akan takut untuk menghapal Al-Qur’an, kalau ujung-ujungnya akan lupa lalu mendapat dosa besar, padahal kalau tidak menghafal ia tidak akan mendapat dosa apapun…(artinya mending tidak menghafal)” (Kaifa Nata’amal ma’al Qur’an, hal. 141)
Beliau juga mendukung para penghafal Al-Qur’an. Mereka adalah orang-orang yang disiapkan oleh Allah Swt untuk menjaga kalam-Nya. Sebab diantara bentuk jaminan Allah akan menjaga Al-Qur’an adalah menyiapkan orang-orang yang akan bisa menghafalkannya di setiap generasinya. Makaa jadilah penjaga Al-Qur’an tersebut.
Pada intinya, dalam bahasa Kiai Hasan Abdullah Sahal, menghafal itu penting dan bernilai, namun jangan yang penting menghafal. Apalagi menghafal untuk tujuan duniawi.
Rahimahullah Syekh Al-Qardhawi
PP At-Taqwa, Depok, Selasa 27 September 2022
Bana Fatahillah, Lc., Guru Pesantren At-Taqwa Depok.