INTERNASIONAL

Negara Asing Ikut Campur Tangan Soal Hagia Sopia, Erdogan: Kami Melindungi Hak-hak Muslim Negara Ini!

Istanbul (SI Online) – Banyaknya negara yang ikut-ikutan menolak rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengubah fungsi bangunan Hagia Sophia menjadi masjid kembali membuat sang presiden marah.

Erdogan mengatakan turut campurnya negara-negara asing itu sebagai bentuk serangan langsung terhadap kedaulatan negara Turki.

“Tuduhan terhadap negara kita tentang Hagia Sophia secara langsung menargetkan hak kedaulatan kita,” kata Erdogan menanggapi kekhawatiran atas proposal dari Barat, terutama Yunani, Prancis, dan Amerika Serikat.

“Kami bertekad untuk terus melindungi hak-hak Muslim, agama mayoritas negara kami, serta anggota semua agama lain,” ucap Erdogan pada pembukaan salah satu masjid di Istanbul, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/7/2020).

Sebelumnya, Pengadilan Turki pada Kamis (2/7) menggelar sidang terkait kasus yang bertujuan mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Putusan terhadap hal tersebut akan diumumkan dalam 15 hari ke depan.

Yunani mendesak Turki untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Yunani menuturkan, Turki berisiko membuka jurang emosional yang sangat besar dengan negara-negara Kristen jika terus maju dengan rencana tersebut.

“Hagia Sophia adalah monumen warisan dunia,” ucap juru bicara pemerintah Yunani, Stelios Petsas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (2/7/2020).

Desakan serupa juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Pompeo memuji pemerintah Turki yang mempertahankan gedung itu sebagai museum tapi dia menyatakan perubahan statusnya dapat mengikis warisannya.

Kemenlu Prancis mengatakan bahwa struktur bangunan yang berdiri sejak abad keenam itu, yang berfungsi selama sembilan abad sebagai katedral Kristen sebelum penaklukan Konstantinopel Ottoman pada tahun 1453, harus tetap terbuka untuk semua.

Hagia Sophia selesai dibangun pada tahun 537 dengan teknik pembangunan futuristik pada era Konstantinopel dan menjadi katedral utama di Christendom serta terbesar di dunia. Bangunan itu telah ada 900 tahun sebelum diubah menjadi masjid oleh Khilafah Turki Utsmani pada 1453.

Bangunan itu diubah menjadi museum pada 1934 di era pendiri republik Turki sekuler Kemal Ataturk. Namun gugatan di pengadilan dapat mengubah status museum itu menjadi masjid.

red: a.syakira/dbs

Artikel Terkait

Back to top button