JEJAK SEJARAH

Nilai Sosial dan Spiritual; Tradisi Haul Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi di Tuban

Kedua, wujud nilai pendidikan sosial kemasyarakatan. Nilai pendidikan sosial dalam tradisi haul Syekh Ibrahim ini adalah gotong royong, dimana dalam seluruh rangkaian kegiatan baik sebelum atau sesudah, warga bekerja secara gotong royong dan membaur tanpa ada sekat pembeda status sosial. Kemudian berbagi rezeki, hal itu dilihat dari adanya masyarakat yang berbondong-bondong mengumpulkan sedekah berupa berkat yang selanjutnya dibagi-bagikan kepada masyarakat.

Ketiga, nilai pendidikan budi pekerti, diantaranya saling menghormati, lebih guyub, saling tolong menolong, dan saling bantu-membantu. Ini menunjukkan mereka tidak saling membenci atau bermusuhan. Tetapi saling peduli terhadap sesama di lingkungan sekitar. Sebab masyarakat meyakini bahwa membantu sesama dengan ikhlas akan mendatangkan barakah pada kehidupan keluarga mereka.

Oleh karena itu, mengikuti tradisi haul tidak lain adalah suatu amal ibadah yang mempunyai nilai spiritual yang tinggi. Karena kita bisa mengambil pelajaran dari acara tersebut dimana di dalamnya dapat dijadikan ajang untuk berbaur, saling mengasihi, menyayangi satu sama lain. Masyarakat diajak untuk peduli dengan sesama, sebuah sikap yang memang diajarkan oleh Syekh Ibrahim dan para Walisongo dalam mensyiarkan Islam di Nusantara. []

Data Buku:

Judul : Tradisi Haul Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi di Tuban
Penulis : Siti Munawaroh dan Tugas Tri Wahyono
Penerbit : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta
Tahun : 2021
Halaman : 98 hlm
ISBN : 978-623-7654-09-4

Dimas Sigit Cahyokusumo

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button