Parmusi Desak Pemerintah Putuskan Hubungan Diplomatik dengan China, tapi……
Jakarta (SI Online) – Ormas Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) telah selesai mengadakan Rakernas ke-5 di Jakarta Selatan. Rakernas diikuti jajaran pengurus pusat dan 27 pengurus tingkat provinsi (DPW).
Acara yang dibuka pada Jumat malam (20/12) lalu, secara resmi ditutup pada Ahad siang (22/12/2019).
Ketua Steering Committee Rakernas V Parmusi Nurhayati Payapo, membacakan lima rekomendasi Rakernas Parmusi. Rekomendasi itu terkait Kementerian Agama dan isu radikalisme, pendidikan agama Islam, tragedi kemanusiaan Uighur, Oligharki politik dan survei indeks kerukunan umat beragama yang dikeluarkan Kemenag beberapa waktu lalu.
Terkait kasus Uighur, Parmusi mendesak pemerintah Indonesia agar mendorong Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk membentuk tim investigasi terkait tragedi kemanusiaan di Xinjiang.
“Bilamana peristiwa tersebut benar adanya, maka Parmusi mendesak Pemerintah untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Tiongkok,” ungkap Nurhayati.
Terkait pernyataan ini, Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam menjelaskan, dalam arena Mukernas teradi perdebatan di antara peserta. Ini karena informasi terkait Uighur lebih banyak beredar di media sosial, bukan media arusutama. Dia menyebut sangat sedikit media mainstream yang memberitakan kejadian di Xinjiang.
“Oleh sebab itu kita desak pemerintah agar mendorong OKI membentuk tim investigasi. Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia punya kapasitas untuk itu. Agar negara Muslim lainnya peduli terhadap Uighur,” ungkap Usamah.
Usamah menegaskan, persoalan Uighur adalah menyangkut akidah. Sekaligus soal ukhuwah Islamiyah di antara sesama Muslim. “Bila peristiwa (pelanggaran HAM) itu benar, ini adalah kejahatan kemanusiaan terbesar abad ini,” kata dia.
red: shodiq ramadhan