INTERNASIONAL

Pasang Rudal di Laut China Selatan, China Sedang Mengancam?

Washington (SI Online) – China telah memasang peluru kendali jelajah anti kapal perang dan sistem peluru kendali darat ke udara di Laut China Selatan. Kabar ini disiarkan oleh jaringan televisi CNBC mengutip sumber yang mengetahui langsung laporan intelijen AS. Seorang pakar pertahanan menilai manuver ini sebagai isyarat China sedang mengancam siapa pun yang mengganggu klaimnya di Kepulauan Spratly, demikian dilansir Antara, Kamis (3/5).

Greg Poling, pakar Laut China Selatan dari lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) Washington, menilai penggelaran peluru kendali itu sebagai hal penting.

“Ini akan menjadi peluru kendali pertama di Spratlys, entah itu darat ke udara atau antikapal perang,” kata dia Poling menyatakan ini akan menjadi langkah besar dalam upaya China mendominasi Laut China Selatan yang merupakan rute perdagangan global.

“Sebelum ini, jika Anda salah satu dari yang mengklaim wilayah ini, Anda sudah tahu China sedang mengawasi setiap pergerakan Anda. Kini Anda tahu bahwa Anda tengah beroperasi di dalam jangkauan peluru kendali China. Itu tegas sekali, implisitnya, ancaman,” sambung dia seperti dikutip Reuters.

Kementerian Pertahanan China enggan menanggapi warta CNBC itu, sedangkan CNBC sendiri mengutip sumber-sumber yang mengatakan bahwa menurut penaksiran intelijen AS, rudal-rudal itu telah digeser ke Pulau Karang Silang Naga, Pulau Karang Subi dan Pulang Karang Mischief dalam 30 hari terakhir.

China tidak mengungkapkan sasaran penggelaran rudalnya namun menyatakan fasilitas militernya di Kepulauan Spratlys adalah murni defensif dan bisa melalukan apa saja seperti layaknya di teritori sendiri.

CNBC melaporkan bahwa rudal jelajah antikapal bernama YJ-12B itu bisa membuat China menyerang kapal apa pun dalam radius 295 mil laut. Sedangkan darat ke udara jarak jauh HQ-9B bisa membidik pesawat, drone dan peluru kendali dalam radius 160 mil laut.

Departemen Pertahanan AS yang menentang instalasi apa pun fasilitas militer China di Laut China Selatan, menolak berkomentar. “Kami tidak mengomentari soal-soal intelijen,” kata juru bicara Pentagon seperti dikutip Reuters.

sumber : antara

Artikel Terkait

Back to top button