INTERNASIONAL

PBB Minta Bangladesh Izinkan Pengungsi Rohingya Berlabuh

Dhaka (SI Online) – Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia telah meminta pemerintah Bangladesh mengizinkan dua kapal yang mengangkut sekitar 500 orang Rohingya di Teluk Bengal berlabuh di pelabuhan negara tersebut.

Kedua kapal itu telah berusaha mencapai pantai Bangladesh dari perairan internasional sejak Senin (20/4) lalu. Angkatan Laut Bangladesh dan Penjaga Pantai Bangladesh tidak mengizinkan mereka masuk ke negara itu.

“Saya menulis untuk meminta bantuan mendesak Anda guna memastikan tempat berlindung yang aman tepat waktu untuk ratusan pengungsi dan migran yang saat ini terdampar di laut,” kata Komisaris Tinggi Michelle Bachelet dalam suratnya kepada Menteri Luar Negeri Bangladesh Dr AK Abdul Momen.

“Ini adalah tragedi manusia dengan proporsi yang mengerikan. Dalam semangat solidaritas dan di awal Bulan Suci Ramadhan, saya menghimbau Anda dengan syarat terkuat untuk membuka pelabuhan dan membiarkan kapal-kapal itu mendarat,” bunyi surat tertanggal 24 April itu, yang salinannya disiarkan Tribune Dhaka pada Sabtu (25/4).

“Bangladesh memiliki catatan bangga dalam memperluas keramahtamahan bagi para pengungsi Rohingya dan saya mendesak Anda untuk terus memberikan penyelamatan dan perlindungan sampai solusi yang tahan lama ditemukan,” tambah surat itu.

Sebelumnya pada hari Rabu, Menteri Momen mengatakan kepada Dhaka Tribune, “Angkatan laut dan penjaga pantai kami dalam keadaan siaga dan mereka telah diperintahkan untuk tidak mengizinkan kapal-kapal ini memasuki Bangladesh. Dan mereka melakukannya. Tidak ada lagi orang Rohingya akan diizinkan masuk.”

Kepala Hak Asasi Manusia PBB mengatakan dalam suratnya, “Beberapa hari yang lalu, kantor saya diberi tahu tentang kondisi sekitar 400 orang pengungsi Rohingya, di Cox’s Bazar, mengalami dehidrasi, kurang gizi, dan membutuhkan perawatan medis segera setelah menghabiskan hampir dua bulan di laut mencari keselamatan dan martabat. Banyak dari mereka yang berada di atas kapal adalah perempuan dan anak-anak.”

Dari rombongan pengungsi itu, dilaporkan lebih dari 70 orang mungkin kehilangan nyawa di kapal itu karena kelaparan dan yang lain dipukuli sampai mati oleh penyelundup manusia yang mengoperasikan kapal itu.

sumber: tridhaka/mina

Artikel Terkait

Back to top button