SIRAH NABAWIYAH

Pelajaran dari Peristiwa Badar

Ujian Pasca Kemenangan

Perang Badar merupakan salah satu bukti kemahakuasaan Allah SWT. Sang Pencipta menurunkan para Malaikat-Nya sebagai pasukan tambahan dalam menolong kaum Muslimin di lembah Badar. Semangat perang Badar ini menunjukkan bahwa kelompok perang yang kecil melawan yang besar, tetapi bisa menang berkat pertolongan Allah SWT.

Menyusul kemenangan kaum Muslimin di Badar, muncullah berbagai permasalahan dan ujian yang harus dihadapi. Yaitu, konspirasi terhadap kehidupan Nabi Saw, perselisihan diseputar rampasan perang, dan masalah tawanan.

Konspirasi terhadap Kehidupan Nabi Saw

Kegilaan kaum kafir di lembah Badar semakin menjadi-jadi ketika kaum Muslimin berhasil membunuh 70 tokoh, menawan 70 orang dan mengambil sejumlah besar harta mereka sebagai rampasan. Kekalahan tersebut selalu menghantui fikiran mereka. Karena itu, mereka berfikir untuk melakukan balas dendam.

Shafwan bin Umayyah bertemu dengan Umair bin Wahab Al-Jumahi di sisi Ka’bah untuk membicarakan kepahitan yang dirasakan paska perang Badar berikut akibatnya.

Umair berkata, “Kalau saja aku tidak memiliki tanggungan hutang yang harus aku bayar dan keluarga yang aku khawatirkan niscaya aku sudah pergi untuk membunuh Muhammad.” Shafwan berkata kepadanya, “Hutang dan keluargamu aku tanggung.” Umair pun berpesan kepadanya, “Kalau begitu rahasiakanlah kesepakatan kita ini.”

Kemudian Umair mengambil pedangnya yang telah diasah dan dilumuri dengan racun berangkat ke Madinah. Setibanya di Madinah, ia menderumkan untanya di depan pintu masjid sambil menghunus pedangnya.

Melihat hal itu, Umar bin Khaththab berkata, “Anjing ini adalah musuh Allah, Umair bin Wahab. Demi Allah, dia tidak datang kecuali untuk kejahatan. Dialah yang memprovokasi kita dan menerkam kita di Badar.”

Kemudian Umar masuk menemui Rasulullah Sawdan mengingatkan agar berhati-hati terhadap Umair yang tengah memegang pedang yang diletakkan di atas tengkuknya. Umar berkata kepada sejumlah orang Anshar yang menyertainya, “Masuklah kalian kepada Rasulullah, duduklah di sisinya dan berhati-hatilah terhadap penjahat ini, karena dia berbahaya.”

Ketika masuk menemui Rasulullah, Umair mengucapkan “Selamat pagi”. Rasulullah menjawab, “Allah telah memuliakan kamu dengan ucapan yang lebih baik dari ucapanmu, yaitu dengan salam, ucapan penghuni surga.”

Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya, “Apa maksud kedatanganmu wahai Umair? Ia menjawab, “Aku datang untuk mengurus tawanan yang berada di tangan kalian. Perlakukanlah dia dengan baik.”

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button