OASE

Pelajaran dari Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad Saw

Keempat, Amir bin Fuhairah. Ia bertugas menggembalakan domba. Pada petang hari ia menggembala di dekat gua agar Nabi dan Abu Bakar dapat meminum susu domba dan menggiring domba untuk menghapus jejak langkah kaki Abdullah bin Abu Bakar.

Kelima, Abdullah bin Araiqath. Ia orang kafir yang mengetahui seluk beluk jalan dan dibayar oleh Abu Bakar yang diberi tugas untuk memandu perjalanan menuju ke Madinah.

Keenam, Suraqah bin Malik. Ia mengejar Nabi untuk mendapat hadiah, namun akhirnya menyerah karena mengetahui kerasulan Nabi dan diminta merahasiakan pertemuan tersebut. Bergitulah Suraqah, yang pada pagi harinya bersemangat mencari Nabi namun pada sore harinya ia menjaga Nabi Muhammad Saw.

Ketujuh, Asma binti Abu Bakar. Ia bertugas merahasiakan hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar serta membawakan makanan ke gua Tsur setiap hari padahal dalam kondisi sedang hamil.

Perjalanan Hijrah.

Setelah Abu Bakar RA melihat kaum Muslimin sudah banyak yang berangkat hijrah ke Madinah, ia datang kepada Nabi Muhammad Saw meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Nabi, “Jangan tergesa-gesa, aku ingin memperoleh izin lebih dulu (dari Allah).”

Abu Bakar bertanya, “Apakah engkau juga menginginkannya?” Jawab Nabi, Ya.” Kemudian Abu Bakar menangguhkan keberangkatannya untuk menemani Nabi Muhammad Saw. Ia lalu membeli dua ekor unta dan dipeliharanya selamanya empat bulan.

Setelah kaum Quraisy mengetahui Nabi Muhammad Saw telah memiliki pendukung dari luar Makkah dan khawatir akan menghimpun kekuatan dari luar Makkah. Maka, kaum Quraisy mengadakan pertemuan di Darun Nadwah (rumah Qushayyi bin Kilab) untuk membahas apa yang harus dilakukan terhadap Muhammad Saw.

Akhirnya diperoleh kata sepakat untuk mengambil seorang pemuda yang perkasa dari setiap kabilah Quraisy. Kepada setiap pemuda itu diberikan sebilah pedang untuk bersama-sama membunuh Muhammad Saw, agar Bani Abdi Manaf tidak berani melancarkan serangan terhadap orang Quraisy. Setelah ditentukan pelaksanannya, Jibril AS datang kepada Nabi memerintahkan berhijrah dan melarang tidur di tempat tidurnya pada malam itu.

Kemudian Nabi Muhammad Saw menemui Ali bin Abi Thalib dan memerintahkannya untuk menunda keberangkatan hingga selesai mengembalikan barang-barang titipan orang lain yang ada pada Nabi Muhammad Saw. Pada masa itu setiap orang Makkah yang merasa khawatir terhadap barang miliknya mereka menitipkan kepada Nabi karena mengetahui kejujuran dan kesetiaan beliau dalam menjaga barang-barang amanat.

Sementara Abu Bakar memerintahkan anak laki-lakinya, Abdullah, supaya menyadap berita yang dibicarakan orang banyak di luar, untuk disampaikan pada sore harinya kepadanya. Kepada bekas budaknya, Amin bin fahirah, Abu Bakar memerintahkan menggembalakan dombanya di siang hari dan sore harinya digiring ke gua untuk diambil susunya dan menghapus jejak. Kepada Asma, Abu Bakar menugasinya untuk membawakan makanan pada setiap sore.

Pada malam hijrah, orang-orang musyrik telah menunggu di pintu Nabi Muhammad Saw. Mereka mengintai hendak membunuhnya, tetapi Nabi lewat di hadapan mereka dengan selamat, karena Allah telah mendatangkan rasa kantuk yang sangat. Sementara Ali bin Abi Thalib dengan tenang tidur di tempat tidur Nabi Muhammad Saw.

Nabi Muhammad Saw bersama Abu Bakar berangkat meninggalkan rumah pada malam hari tanggal 27 Shafar tahun 14 dari kenabian, menuju gua Tsur. Kemudian Abu Bakar memasuki gua terlebih dahulu untuk melihat keadaan barangkali di dalamnya ada binatang buas atau ular. Di gua inilah keduanya menginap selama tiga hari.

Setelah mengetahui keberangkan Nabi Muhammad Saw, orang-orang musyrik mencarinya dengan mengawasi semua jalan ke arah Madinah dan memeriksa setiap persembunyian, bahkan sampai di depan gua Tsur. Mendengar langkah kaki orang-orang musyrik Abu Bakar merasa khawatir, hingga Nabi Muhammad Saw menenangkannya, “Wahai Abu Bakar, jangan kamu kira kita hanya berdua saja. Sesungguhnya Allah beserta kita.”

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button