Pembungkaman ala Rezim Represif Anti Islam
Dalam Islam, kepemimpinan adalah sebuah amanah yang luar biasa berat. Pertanggungjawabannya bukan cuma dunia, tapi juga akherat. Selain mengemban syariat Allah dan RasulNya, pemimpin negara dituntut meri’ayah umat sesuai ketentuan Islam. Keamanan, kesejahteraan, perlindungan terhadap harta, jiwa, dan keperluan hidup semua rakyat termasuk hewan didalamnya menjadi amanah yang dibebankan kepada pemimpin. Pemimpin menurut Islam bukanlah majikan, laksana seorang raja, yang menginjak, menindas rakyat sesuka hati.
Semestinya, semua makhluk yang diciptakan Allah SWT wajib taat dan tunduk pada ketentuanNya. Seorang Muslim wajib terikat dengan aturan syara’ bukan aturan manusia. Begitupun halnya dengan seorang kepala negara. Dia wajib menerapkan aturan Islam dalam segala aktivitas kepemimpinannya. Akan tetapi, begitu sombongnya manusia, menjadikan aturannya lebih tinggi ketimbang aturan Allah yang Maha Sempurna. Betapa beraninya pelanggaran amanah oleh pemimpin mengotori bumi Allah. Menyempitkan, berdusta dan berkhianat kepada rakyat yang dipimpinnya. Seharusnya setiap pemimpin mengetahui betapa murkanya Allah dengan perilaku pemimpin semacam itu. Dari Ma’qal Bin Yasar ra, ia berkata, aku mendengan rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk mengatur urusan rakyat kemudian ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan syurga baginya.” (Mutafaq ‘Alaih).
Wallahu a’lam bi ash-Shawab.
Uqie Naima
(Penulis Bela Islam: “Dengan Dakwah, Raih Kemuliaan Islam”)