Pemetaan Masjid dan Narasi Radikalisme Pesantren: Waspadai Pemecahbelahan Umat
Tanpa Perisai, Islam Terus Dijadikan Tertuduh
Indonesia adalah negeri dengan penduduk muslim terbesar dunia, namun tidak mampu menampakkan taring di hadapan musuh-musuh Islam. Kriminalisasi ajaran Islam juga berbagai stigma negatif yang kerap dilontarkan menjadikan umat tidak berdaya untuk melawan. Sementara kisah miris muslim minoritas di belahan dunia lainnya, terus tertindas dan terancam punah karena menjadi sasaran genosida.
Kondisi miris ini telah dikabarkan dalam hadis Rasulullah Saw. “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya, ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit al-wahn.” Seseorang bertanya, ”Ya [Rasulullah, apakah al-wahn itu?” Nabi bersabda, ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745).
Sejak Khilafah Islam diruntuhkan pada 3 Maret 1924 lalu, praktis umat Islam tidak lagi mempunya perisai yang melindungi, negeri-negeri muslim tercerai-berai, hukum-hukum Islam terabaikan, kaum muslim terus di bawah hegemoni kekuasaan Barat dan Timur. Secara pribadi umat Islam dalam posisi kemunduran yang luar biasa, pemahaman Islam tidak lagi menjadi pegangan. Gempuran serangan pemikiran terus dilancarkan untuk mengganti pemikiran, perasaan dan peraturan Islam mereka. Kecintaan pada dunia yang fana, menjadikan umat Islam diperbudak oleh syahwat dan kepentingan.
Karena itu, umat wajib bersatu menegakkan perisainya, menyongsong tegaknya syariah Islam secara totalitas yang akan menebarkan rahmat ke seluruh penjuru dunia. Umat juga wajib meningkatkan pemahaman Islam, mempererat ukhuwah dan mengenali sejatinya musuh. Meningkatkan kemampuan berpikir dengan landasan akidah untuk memahami setiap skenario Barat memecah belah dan menghancurkan Islam.
Umat juga wajib untuk terus menguasai strategi opini di ruang nyata maupun ruang maya guna mempercepat penguasaan opini. Menyadari bahwa perubahan ini membutuhkan keikhlasan, keseriusan, pengorbanan dan kedekatan pada Allah yang terus meningkat. Melaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan menanti pertolongan Allah berupa kemenangan yang inyaallah semakin dekat. Wallahu’alam bi shawwab.
Ernadaa Rasyidah, Penulis Bela Islam.