NUIM HIDAYAT

Pemimpin yang Kita Harapkan

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah banyak mengangkat pemimpin (khalifah) di muka bumi. Pemimpin itu ada yang taat dan ada yang durhaka. Pemimpin yang amanah, menjalankan tugas sebaik-baiknya. Ia mengeluarkan segenap pikirannya untuk memberikan bumi keadilan dan kemakmuran. Bila pemimpin sudah melakukan yang demikian, bila ia melakukan kesalahan, maka Allah mengampuninya. Wallahu alimun hakim.

Dalam surat Yunus ayat 14, Allah SWT berfirman, “Kemudian Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (mereka) di bumi setelah mereka, untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat.”

Ayat di atas memaparkan bahwa pemimpin itu bukan hanya bertanggungjawab terhadap rakyat, tapi lebih utama tanggungjawabnya kepada Sang Pencipta. Yaitu Allah Yang Maha Mengetahui lahir dan batin manusia.

Dalam surat Yunus 73, Allah berfirman,
“Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang menentang pemimpin yang adil akan dikalahkan. Kisah Nabi Nuh memberi hikmah bahwa Allah senantiasa memberi pertolongan kepada para Nabi dan mereka yang mengikuti jalan mereka.

Begitu pula orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an akan mengalami kekalahan. Al-Qur’an adalah puncaknya ilmu manusia, mereka yang menentangnya akan takluk sendirinya.

Dalam surat Fathir ayat 39, Allah menjelaskan, “Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barangsiapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka.”

Di sini Allah menjelaskan bahwa para pemimpin Islam ‘senantiasa’ menghadapi serangan atau konspirasi orang-orang kafir. Dengan pertolongan Allah, para pemimpin itu akan diberi kemenangan.

Selanjutnya dalam al A’raf 69, Allah menyatakan, “Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu? Ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan. Maka ingatlah akan nikmat-nikmat Allah agar kamu beruntung.”

Di sini Allah jelaskan bahwa seorang pemimpin itu diberikan Allah kelebihan. Kelebihan akal dan fisik. Kelebihan ini dipergunakannya untuk mengajak pada jalan Allah. Jalan para Nabi dalam membimbing umatnya. Sehingga umatnya menjadi bahagia hidupnya, baik dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam bishawab.

Ini senada dengan surat al Baqarah 247. Al-Qur’an menjelaskan,
“Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi) menjawab, “Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik.” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Dalam al A’raf 74, Allah SWT menegaskan, “Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button