Pendidikan Tinggi Membentuk Mahasiswa Pejuang

Pendidikan Tinggi Indonesia kembali menjadi sorotan publik, setelah sebelumnya ada peristiwa demontrasi, kini Presiden RI Prabowo Subianto mendadak melakukan resuffle Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Sebelumnya Satryo Soemantri Brodjonegoro yang baru menjabat sekitar empat bulan, kemudian digantikan oleh Guru Besar ITB Prof. Brian Yuliarto. Tentu dengan Menteri baru banyak harapan yang diharapkan oleh masyarakat untuk membenahi dan memajukan pendidikan tinggi Indonesia.
Pada dasarnya pendidikan tinggi di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, dengan semakin banyak perguruan tinggi yang membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan berbagai potensi diri. Namun, di tengah kemajuan ini, masih ada tantangan yang perlu dihadapi untuk memastikan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia tidak hanya mengutamakan aspek intelektual, tetapi juga pembentukan karakter, akhlak, mental yang kuat, dan daya inovasi yang tinggi.
Pembentukan Karakter dan Akhlak
Pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter dan akhlak mahasiswa. Karakter yang kuat akan menjadi modal penting dalam kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Di kampus, mahasiswa tidak hanya diajarkan teori-teori akademis, tetapi juga diberikan pembelajaran tentang nilai-nilai moral dan etika yang menjadi landasan dalam berinteraksi dengan sesama. Penguatan pendidikan karakter ini dapat dilakukan melalui program-program seperti pelatihan soft skills, kegiatan sosial, kegiatatan keagamaan dan pengajaran tentang pentingnya integritas serta tanggung jawab sosial.
Pendidikan yang mengutamakan akhlak yang baik akan menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi pribadi yang berintegritas dan menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai positif bagi kehidupan masyarakat dan bangsa. Karena keilmuan dan integritas adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan.
Mental Pejuang
Pendidikan tinggi di Indonesia juga perlu fokus dalam membentuk mental yang kuat di kalangan mahasiswa. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan, mental yang kokoh menjadi salah satu aspek penting untuk meraih kesuksesan. Di dalam berbagai penelitian disimpulkan bahwa diantara tantangan besar dimasa sekarang dan akan datang adalah masalah mental. Pendidikan tinggi yang mengutamakan pendidikan dan pembinaan mental yang kuat akan membantu mahasiswa menghadapi berbagai tekanan, baik itu dari beban akademik, masalah pribadi, maupun tantangan dalam dunia kerja.
Perguruan tinggi dapat memberikan dukungan melalui program pengembangan diri seperti pelatihan kepemimpinan, manajemen stres, dan cara-cara untuk tetap fokus pada tujuan. Mental yang kuat akan membawa mahasiswa untuk tetap optimis dalam menghadapi kesulitan dan mampu bertahan dalam situasi yang tidak pasti. Selain itu, untuk mewujudkan mahasiswa yang memiliki integritas yang tinggi dan bermental pejuang perlu dibekali dengan berbagai kompetensi lain diantaranya:
Pertama, Mendorong Kreativitas dan Inovasi. Pendidikan tinggi yang inovatif merupakan kunci untuk menghadapi era globalisasi dan revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, perguruan tinggi di Indonesia perlu menekankan pentingnya inovasi dalam setiap proses pembelajaran. Tidak hanya mengandalkan pendekatan konvensional, namun juga menggali potensi mahasiswa untuk berpikir kreatif dan solutif dalam menyelesaikan berbagai masalah.
Melalui program riset, kewirausahaan, dan kolaborasi dengan berbagai sektor industri, mahasiswa dapat dilatih untuk mengembangkan ide-ide baru yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi yang dilahirkan dari perguruan tinggi tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, Kolaborasi antara Pendidikan dan Dunia Industri. Hal ini untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia kerja, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri sangat penting. Dengan menjalin kerjasama yang baik, perguruan tinggi dapat mengidentifikasi tren dan kebutuhan industri serta mengarahkan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut. Mahasiswa dapat diberikan kesempatan untuk berlatih dan mengasah keterampilan mereka dalam dunia nyata melalui magang, penelitian terapan, dan projek kolaboratif bersama perusahaan atau lembaga riset. Kerja sama yang erat ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari praktisi industri, memperluas wawasan mereka, serta menumbuhkan semangat inovasi dalam diri mereka.
Ketiga, Implementasi Teknologi dalam Pendidikan. Dalam era digital, teknologi memegang peranan penting dalam pendidikan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia perlu memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran akan membuka akses yang lebih luas kepada mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber, mengasah keterampilan digital, dan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam dunia pendidikan.
Teknologi juga dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif, baik itu dalam bentuk e-learning, penggunaan simulasi untuk praktikum, maupun kolaborasi global melalui platform digital. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya siap secara akademis, tetapi juga siap beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat.
Sebagai penutup, pendidikan tinggi Indonesia ke depannya harus lebih berfokus pada pengembangan karakter, akhlak, mental yang kuat, dan daya inovasi. Dalam hal ini, perguruan tinggi tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan hidup yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global. Sebuah pendidikan yang mengutamakan aspek moral, mental, dan inovasi akan melahirkan generasi muda yang lebih unggul, berdaya saing, dan siap untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) telah memulai dengan melakukan proses pendidikan yang integral selain memberikan pendidikan akademik, juga diberikan pembinaan-pembinaan berbagai kompetensi non-akademik yang di dalamnya termasuk pembinaan mental dan spiritual berbasis keislaman.[]
Hambari, M.A., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Dakwah UIKA Bogor