NASIONAL

Pengajian Politik Islam Digelar agar Umat Melek Politik

Jakarta (SI Online) – Pengajian Politik Islam (PPI) kembali digelar pada Ahad siang (25/8/2019) di Masjid Al Azhar Jl. Singsingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. PPI kali ini mengambil tema “Politik Dakwah Rasulullah SAW untuk Kejayaan Islam”.

Salah satu penggagas PPI KH Ahmad Cholil Ridwan dalam sambutannya mengatakan, pengajian ini sengaja dibuat untuk membahas tentang politik Islam.

“Di dalam masjid selama ini jarang ada pengajian politik, sementara yang ada di fakultas-fakultas itu politik sekuler, politik liberal. Karena tema politik Islam jarang dikaji sehingga mayoritas umat Islam buta politik Islam, akhirnya mazhabnya gak apa-apa, masuk partai sekuler gak apa-apa, itu karena ketidaktahuan tentang ilmu politik Islam,” jelasnya.

Ulama yang sejak remajanya sudah terjun dalam dakwah politik ini menilai, kenapa umat Islam buta politik, diantaranya karena selama ini ulama dan para da’i tidak mengajar atau melatih umat Islam sebagai aktivis politik. “Walaupun tidak menjadi praktisi tetapi setidaknya harus melek politik,” kata Kiai Cholil.

Menurutnya, sistem politik yang diadopsi pemerintah selama ini adalah politik warisan penjajah Belanda. “Politik sekuler yang membonsai umat Islam, silahkan ibadah tapi jangan berpolitik. Umat Islam berekonomi diawasi, tapi kalau sudah berpolitik maka akan diamputasi. Strategi politik inilah warisan Belanda yang diadopsi sehingga menjadi rezim sekuler, walaupun penduduknya mayoritas muslim,” ungkapnya.

“Jadi kita ini kaya ‘ayam potong’, dikasih vitamin, dikasih makan, dipelihara, udah gede dipotong tidak bisa melawan. Bukan ‘ayam jago’, bukan ‘ayam aduan’,” tambah Kiai Cholil.

Karena itulah, Mantan Ketua MUI Pusat ini berinisasi mendirikan PPI. Pengajian ini diisi dengan membaca kitab Siyasah Syar’iyyah (politik Islam) karya Ibnu Taimiyah dan al Ahkam al Sulthaniyyah (sistem pemerintahan Islam) karya Imam Mawardi. “Itu buku sangat terkenal tapi jarang diajarkan di pesantren-pesantren. Dan pengasuh kedua kitab itu adalah Dr Daud Rasyid dengan Dr Zain an Nazah, dua-duanya doktor lulusan Al Azhar Mesir. Selain itu ada ulama-ulama lainnya sebagai pembicara tamu,” ujar Kiai Cholil.

Pengasuh Ponpes Al-Husnayain Jakarta ini menjelaskan, target digelarnya PPI ini agar umat Islam melek politik. “Umat Islam agar jangan dikibulin, dicurangi, dibohongi terus. Dan di masjid tidak ada larangan mengaji tema apapun termasuk soal politik ini,” tandasnya.

PPI sudah memasuki tahun keenam, dan PPI kali ini merupakan pertemuan ke-117. Selain Kiai Cholil Ridwan, hadir pula Dr Zain An Najah yang membahas kitab al Ahkam al Sulthaniyyah dan Ustaz Asep Syaripudin (Ketua Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat) sebagai pembicara tamu.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button