#Lawan IslamofobiaINTERNASIONAL

Pengakuan Mahasiswi Muslim di Karnakata yang Dilarang Berjilbab: Ini Penghinaan

New Delhi (SI Online) – Seorang mahasiswi muslim di negara bagian Karnataka, India, menceritakan perlakuan tidak menyenangkan terkait larangan berjilbab kepada mereka.

Mahasiswi muslim bernama Ayesha Imthiaz itu mengaku diusir dari kelasnya karena menggunakan jilbab. Bukan hanya dirinya, tetapi juga mahasiswi yang lain yang juga menggunakan jilbab, mengalami nasib yang sama.

Mahasiswi berusia 21 tahun itu mengatakan, langkah kampus merupakan penghinaan yang akan memaksanya memilih antara agama dan pendidikan.

“Penghinaan untuk diminta meninggalkan kelas karena mengenakan jilbab oleh pejabat perguruan tinggi telah mengguncang keyakinan inti saya,” tuturnya, seperti dilansir Reuters pada Sabtu (12/2/2022).

Menurut mahasiswi dari distrik Udupi Karnataka Selatan tersebut, agamanya telah dipertanyakan dan dihina oleh tempat yang justru dianggap sebagai kuil pendidikan.

“Ini lebih seperti memberi tahu kami, bahwa Anda memilih antara agama atau pendidikan Anda, itu hal yang salah,” kata perempuan yang sudah lima tahun belajar di Mahatma Gandhi Memorial College di Udupi itu.

Masih dilansir dari Reuters, beberapa perempuan Muslim yang memprotes larangan ini telah menerima telepon ancaman. Mereka juga dipaksa untuk tinggal di dalam rumah, tambah Ayesha.

Pejabat perguruan tinggi mengatakan, siswa diperbolehkan menggunakan jilbab di lingkungan kampus dan hanya meminta mereka melepasnya di dalam kelas.

Sebelumnya, seorang mahasiswi Muslim berjilbab dicemooh massa sayap kanan Hindu di kompleks perguruan tinggi di negara bagian Karnataka, India. Serangan verbal itu direkam seseorang dan videonya viral di media sosial.

Kejadian itu memicu kemarahan para kritikus di tengah meningkatnya protes atas larangan jilbab di negara bagian selatan India tersebut. Bahkan, sekelompok wanita muslim telah mengajukan petisi menentang perintah pemerintah negara bagian Karnataka yang melarang pemakaian jilbab di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi.

red: a.syakira

Artikel Terkait

Back to top button