Penyucian Jiwa dalam Menghadapi Kesulitan
Di ayat enam, Allah SWT mengingatkan kembali Rasulullah Muhammad Saw bahwa beliau pernah berada dalam kondisi kesendirian dan tanpa sandaran. Beliau terlahir sebagai anak yatim, dan seusai masa menyusu, ibundanya meninggal. Digantikan dengan pengasuhan dari kakek, tetapi juga tidak hingga dewasa, sang kakek wafat. Dilanjutkan dengan pengasuhan dari paman hingga kemudian beliau ditemani oleh sahabat-sahabat sejati hingga akhir hayatnya.
Diterima, ditemani, ditopang, dan disokong. Inilah perlindungan Allah SWT kepada beliau dan kepada hamba-Nya. Bahwasanya, orang-orang yang berada di jalan-Nya tidak akan pernah sendiri dan kesepian. Ada Allah dan ada orang-orang yang benar dan setia sejalan memperjuangkan kebenaran sehidup dan semati.
Di ayat ketujuh, Allah memberikan petunjuk kepada Rasulullah Saw ketika beliau dalam keadaan tidak tahu apa-apa dan tidak tahu kemana harus melangkah. Allah tunjuki beliau jalan dan menerangi jalan itu untuk beliau dengan cahaya iman dan Al-Qur’an. Oleh karena itu, “segelap” apa pun jalan di depan tertutup masalah, kita harus yakin bahwa ada Allah yang akan membimbing asalkan iman kita tak pernah berkurang dan Al-Qur’an senantiasa menjadi pedoman.
Allah SWT senantiasa mencukupi apa yang kita butuhkan dan tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam keadaan miskin. Allah menjamin bahwa Dia akan senantiasa memberi kecukupan hidup bagi hamba-Nya dalam ayat kedelapan.
Oleh karena itu, di ayat sembilan hingga 11, Allah Ta’ala ingin agar kita juga senantiasa melindungi anak-anak yatim dan memberi mereka sandaran. Memberi dan berbagi pada orang-orang yang fakir. Juga memperlihatkan rasa bersyukur dan menebar kebahagiaan. Untuk menginspirasi dan menerangi jiwa-jiwa yang tengah mencari arah kehidupan atau sejenak melipur lara mereka yang tengah terlilit kesedihan.
Semoga keinginan kita senantiasa selaras dengan kehendak-Nya dan tuntunan-Nya. Agar ridha senantiasa menyucikan jiwa untuk senantiasa teguh di jalan-Nya dan membahagiakan hidup kita di dunia dan akhirat. []
KH Bachtiar Nasir, Pimpinan AQL Islamic Center.