RESONANSI

Peran Besar Ulama dalam Perjuangan Kemerdekaan

75 tahun yang lalu ketika bangsa ini memproklamirkan kemerdekaannya, para pendiri bangsa telah menyatakan pengakuannya dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”. Sehingga jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan adalah berkat Rahmat dan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang wajib disyukuri.

Ketika kita membuka kembali lembaran-lembaran sejarah bangsa ini, maka kita akan menemukan jejak Islam di setiap lembarannya. Ya, jejak perjuangan kaum muslimin dan para ulama yang menentang penindasan dan mengagungkan nama Islam. Bahkan perjuangan kemerdekaan tersebut telah ada jauh sebelum terbayangnya sebuah komunitas bernama Indonesia.

Dalam sejarah itu, kita dapat melihat bagaimana semangat jihad melebur ke dalam budaya masyarakat Indonesia, yang memang menjadi mayoritas muslim kala itu. Tampilnya para pejuang Islam di beberapa wilayah seperti ; di Aceh dengan Hikayat Perang Sabil-nya, di Jawa dengan dengan Pangeran Diponegoro yang hendak merdeka dan melawan penjajahan, di Makassar dengan Sultan Alauddin yang berdiri tegak mempertahankan kesultanannya dari rongrongan VOC, dan daerah-daerah lainnya, semuanya menjadi warna perjuangan kemerdekaan bangsa kita.

Bertumpuk-tumpuk badan telah menjadi syahid, insyaaAllah. Bersahut-sahut takbir memanggil, mengantar nyawa mereka bercerai dari badannya, yang dengannya mereka mempertanggungjawabkan jihadnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, ketika perjuangan beralih ke zaman setelah itu, Islam tetap menjadi sumbu dari berputarnya usaha-usaha menuju kemerdekaan. Tak heran, jika para ulama dan tokoh Islam, ketika memiliki kesempatan untuk mewarnai lahirnya Indonesia, mereka memanfaatkannya dengan memperjuangkan Islam sebagai pondasi negara. Melalui Piagam Jakarta (Jakarta Charter), umat Islam mencoba menyalurkan citanya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara merdeka yang bertauhid.

Bulan ini bangsa Indonesia kembali memperingati hari kemerdekaannya. Semarak menyambutnya telah nampak sejak jauh hari. Spanduk, bendera, umbul-umbul, dan baliho-baliho bertuliskan “Dirgahayu Kemerdekaan” menghiasi jalan-jalan raya. Semuanya menjadi semarak menyambut hari bersejarah itu

Mari kita syukuri kemerdekaan ini dengan mempertahankan keutuhan jati diri bangsa ini dengan nilai-nilai Islam yang tinggi dan cinta kepada negeri ini sebagai negeri Islam. Dengan itu, insyaaAllah kita akan mampu meraih kejayaan di masa yang akan datang dan meneruskan sejarah bangsa ini menjadi sebuah “baldatun thayyibatun warabbun ghafuur“ yaitu sebuah negara dan bangsa yang meraih maghfirah (ampunan), kesejahteraan dan kedamaian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala selama-lamanya. Semoga. Wallahu a’lam.

Ahmad R. Hosein

Artikel Terkait

Back to top button