OPINI

Perang Kotor Jokowi

Akun pemimpin Majalah Tempo Goenawan Mohamad @gm_gm menampilkan grafis kepemilikan tanah milik para pendukung dan orang dekat Jokowi. Mereka antara lain Luhut Panjaitan, Surya Paloh, Oesman Sapta, Harry Tanoe dan kakak beradik Erick Thohir dan Boy Thohir.

Logika yang dibangun oleh para pendukung Jokowi ini memang banyak yang membingungkan dan sulit dicerna oleh akal sehat. Bagaimana mungkin mereka menutup mata terhadap ribuan bahkan jutaan hektar kepemilikan tanah milik orang dekat Jokowi. Namun mempersoalkan kepemilikan tanah Prabowo.

Apalagi kalau kita menggunakan logika Goenawan Mohamad, bahwa mereka berbeda dengan Prabowo karena tidak mencalonkan diri sebagai presiden. Artinya kita boleh bebas memiliki tanah sebesar apapun tanpa khawatir diungkit dan diserang, selama tidak mencalonkan diri sebagai presiden dan menjadi lawan Jokowi.

Sejauh ini Prabowo sudah menyatakan secara terbuka bersedia menyerahkan tanahnya bila negara menghendaki. Tanah itu seperti dikatakan Wapres Jusuf Kalla diperoleh secara sah dan dibayar dengan dana tunai sebesar USD 150 juta.

Kalla juga menyatakan dia yang mendorong Dirut Bank Mandiri yang saat itu dijabat oleh Agus Martowardojo untuk menyerahkan kepada Prabowo ketimbang jatuh ke tangan asing.

Lahan yang diambil Prabowo saat itu terbelit kredit macet dan menjadi incaran investor asing.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Syharial menyebut Prabowo sebagai pahlawan, karena menyelamatkan aset negara. Perusahaan Prabowo juga tetap membayar semua kewajiban pajak, kendati sebagian lahannya sudah digunakan pemerintah. Di lahan yang berlokasi di Aceh Tengah itu kini sudah berdiri Bandara Rembele dan perkantoran, serta markas militer berupa batalion infanteri.

Isu lahan Prabowo ini bergulir sejak debat kedua pilpres digelar pada 17 Februari lalu. Bermula saat Ketua Umum Gerindra itu mempertanyakan pembagian sertifikat tanah selama era pemerintahan Jokowi.

Bukannya menjawab, Jokowi malah menyinggung Prabowo yang memiliki lahan seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Aceh.

Dengan pengakuan Andi Wijayanto jelas sudah, serangan Jokowi secara pribadi kepada Prabowo sudah direncanakan secara matang. Jokowi dengan kekuasaan di tangannya bisa leluasa mengakses semua informasi yang dimiliki pemerintah. Kemudian digunakan untuk melumpuhkan lawan politiknya.

Ini adalah skandal penyalahgunaan kekuasan. Perang total berupa perang kotor untuk melanggengkan kekuasaan.

Filsuf Yunani Plato pernah mengingatkan: The measure of a man is what he does with power. Kualitas seorang (pria) bisa diukur dari apa yang dia lakukan dengan kekuasaan. end

Hersubeno Arief

sumber: hersubenoarief.com

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button