OASE

Perbaiki Shalatmu untuk Perbaiki Hidupmu

Jadi, seberat dan sesulit apa pun permasalahan itu, akan sangat “canggih” sebenarnya, jika kita bertemu dan berkonsultasi kepada Allah kemudian fokus pada pembimbingannya.

Bila dalam masa pembimbingan itu kita bertemu dengan orang yang ahli di bidang yang kita sedang hadapi atau bertemu dengan orang yang kemudian membersamai kita menyelesaikan masalah, maka itulah pertolongan-Nya yang datang melalui perantara orang tersebut.

Apa buktinya? Mari kita tengok surat Maryam ayat 3-4. Nabi Zakaria memohon pertolongan Allah untuk memberikannya seorang buah hati, padahal bila ditinjau dari pakar kedokteran kandungan manapun, mustahil dia akan mendapatkan seorang anak.

Namun, pertolongan Allah meruntuhkan semua “kemustahilan” tersebut dengan lahirnya Yahya AS. Bila sesuatu yang begitu “mustahil” saja bisa nyata dengan pertolongan-Nya, maka masalah yang kita hadapi tentu bukanlah apa-apa untuk kebesaran dan keagungan Allah Azza wa Jalla. Maka, sungguh shalat dan kesabaran dalam doa adalah kunci dari segala permasalahan hidup kita.

Mengapa orang yang shalatnya “berantakan” juga akan “berantakan” hidupnya? Karena, shalat adalah tanda ketundukan dan keberserahan seseorang kepada Allah Ta’ala.

Manakala seseorang sudah menyia-nyiakan shalatnya, menunda apalagi meninggalkannya, maka berarti ia tidak menjadikan Allah sebagai Tuhannya, sebagai Rajanya yang paling berhak mendapatkan kesiap-siagaannya.

Yang paling berhak mendapatkan kepatuhan dan pelayanan darinya. Maka, pada siapa sebenarnya orang ini tunduk?

Tidak lain, ia tunduk pada syahwatnya, pada kepentingan dunianya, dan pada ketakutannya kepada selain Allah Ta’ala.

Seberapa hebat dan seberapa tinggi pendidikan seseorang, pastilah ia akan “bodoh” dan berantakan hidupnya manakala ia sudah mengikuti syahwatnya.

Mari kita lihat sendiri kehidupan yang kita jalani. Bandingkan, mana yang lebih mudah dan lebih besar manfaatnya manakala kita menjalani hidup yang mengutamakan shalat dengan hidup yang mengutamakan kekhawatiran kita akan rezeki.

Padahal kita tahu pasti bahwa Pemilik dan Pemberi rezeki itu tak lain adalah Allahb Azza wa Jalla.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button