Perpres Pencegahan Ekstremisme Adu Domba Masyarakat
AS sangat paham, jika islam ideologis menjadi opini umum dan cita-cita bersama umat muslim seluruh dunia, maka hegemoninya akan the end. Kemana lagi harus mencari pundi-pundi kekayaan jika negari-negari muslim bersatu. Persatuan negeri-negeri muslim dalam ikatan ideologi islam akan melahirkan kekuatan dan kebangkitan. Tak ada lagi celah bagi AS untuk mengeruk kekayaan alam dan menjerat lewat jaring utang ribawi di negeri-negeri muslim.
Demi melanggengkan hegemoninya, AS telah menjalankan politik adu domba. Rand Corporation, lembaga think thank AS membagi-bagi umat muslim dalam empat kelompok. Yaitu fundamentalis, modernis, tradisionalis, dan sekularis. Pengelompokan ini lengkap dengan rekomendasi apa yang harus dilakukan oleh AS.
AS meminjam tangan kelompok Islam modernis, tradisionalis, dan sekularis untuk memukul kelompok fundamentalis. Kelompok Islam fundamentalis, didefinisikan AS sebagai anti demokrasi, pro syariah dan khilafah. Selain itu, AS juga memakai tangan penguasa di negeri tersebut untuk membuat berbagai macam kebijakan yang sejalan dengan agenda kampanye WoT. Salah satunya Perpres RAN PE.
Perpres RAN PE terkesan mubazir karena sudah ada UU Terorisme. Diduga kuat, kehadiran Perpres ini hanya membuat masyarakat semakin terpolarisasi. Definisi ekstremisme yang kabur, dan menganalogikannya pada kelompok Islam ideologis, hanya akan memunculkan ketakutan umat Islam pada ajaran Islam itu sendiri.
Pemolisian masyarakat dengan melatih masyarakat memolisikan orang yang diduga terlibat ektremisme, hanya akan menimbulkan rasa saling curiga di tengah masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa hidup tenang, damai dan berdampingan jika ditakut-takuti dengan hal yang sejatinya tidak ada. Karena Islam tidak mengajarkan kekerasan ataupun aksi teror.
Islam justru melarang umat muslim memata-matai saudaranya. Larangan tajassus atau memata-matai disampaikan oleh Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 12: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari berprasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain…”.
Rasulullah Saw juga menegaskan larangan tajassus dalam hadits beliau. Rasulullah Saw bersabda: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Ekstremisme diksi baru WoT. Ia laksana cocolan sambel baru, yang dioleskan pada gorengan basi terorisme dan radikalisme. Umat muslim semestinya menyadari upaya adu domba ini dan meninggalkan segala program AS. Wallahu a’lam []
Mahrita Julia Hapsari
(Komunitas Muslimah untuk Peradaban)