NASIONAL

Pertanyakan Soal Keadilan, Sudjiwo Tedjo: Penghina Anies Nggak Diapa-apain

Jakarta (SI Online) – Salah satu budayawan Indonesia, Agus Hadi Sudjiwo atau lebih dikenal dengan nama Sudjiwo Tedjo turut hadir sebagai narasumber dalam diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) di stasiun televisi tvONE, pada Selasa malam (11/2/2020) lalu.

Selain Sudjiwo, diskusi bertema “Menatap Indonesia ke Depan Lewat ILC” itu juga menghadirkan mantan Wapres HM Jusuf Kalla, mantan Cawapres Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Tohir, Pengasuh Pesantren Daarut Tauhid Bandung KH Abdullah Gymnastiar, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mantan Menteri Lingkungan Hidup di zaman Orde Baru Emil Salim, dan mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli.

Dikutip dari video unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Kamis (13/2/2020), awalnya Sudjiwo mengatakan untuk dapat memajukan Indonesia harus bisa memiliki kepercayaan terhadap pemimpin dan keadilan.

“Kita akan bisa bergerak ke depan, saya setuju optimistis, tapi kita harus percaya pada pemimpin, dan kedua percaya pada keadilan,” katanya.

Namun, kata Sudjiwo, saat ini susah untuk percaya adanya keadilan di Indonesia.

Ia mencontohkan kasus penghinaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hingga saat ini para penghinanya bisa bebas berkeliaran tanpa sanksi apapun.

“Sekarang bagaimana saya percaya kepada keadilan, orang yang menghina beliau (sambil tangannya memegang bahu Anies Baswedan disampingnya, red) enggak diapa-apain,” ujarnya.

Sudjiwo seolah hendak membandingkan apabila yang dihina adalah orang lain yang tidak ia sebutkan namanya maka akan menimbulkan reaksi keras dari publik. “Yang menghina yang lain……, ini pasti nanti aku diserang,” lanjut Sudjiwo.

Meski demikian, Sudjiwo mengaku dirinya tidak dalam konteks membela Anies.

“Disangka aku membela Anies, aku enggak ada urusan sama Anies, aku punya nomor telephonenya aja enggak. Dulu sebelum jadi gubernur sempat kontak-kontakan, habis itu enggak mau,” lanjut Sudjiwo.

Lelaki kelahiran Jember, Jawa Timur yang pernah kuliah di ITB Bandung ini mengatakan kepanikan dan ketakutan masyarakat saat ini terjadi karena tidak adanya lagi kepercayaan terhadap pemerintah Indonesia.

“Jadi jangan salahkan kalau orang Corona panik di Natuna,” kata mantan wartawan ini.

“Kenapa panik? Sumbernya bukan regulasi, koordinasi, orang sudah enggak percaya, its the point (itu poinnya).”

Kendati demikian, Sudjiwo tetap optimis akan perkembangan bangsa Indonesia. “Tapi saya optimis Pak Karni, saya tetap optimistis,” ujarnya.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button