MUHASABAH

Pesan Pasca Pelarangan “FPI”

FPI terlanjur dicap ekstrem dan laku dikhawatirkan merusak keutuhan negara. Padahal, lebih pantas sikap anggota itu disebut oknum.

Tak jauh beda, dengan sikap amoral anggota DPR yang ketahuan korupsi dan mesum; anggota Kepolisian, TNI, partai serta lainnya. Tentu itu bukan refesentatif badan/lembaganya.

Mereka hanya oknum, maka cara terbaik tidak dengan membubarkan badannya. Tangkap oknum itu. Seret ke meja hijau dengan prinsip menegakkan keadilan.

Ada partai kadernya banyak yang korupsi, terus apa partai itu dibubarkan? Ada juga sering terlihat abdi negara mengobok-obok amanah rakyat, terus … apa dibubarkan itu instansi?

Tentu tidak, kan. Mereka hanya bagian bukan sikap total. Jadi, ya, dewasa sedikit lah menindak. Hukum harus tegak; bukan menenggak kepentingan sewaktu-waktu.

Namun, bagi aktivis muslim pasti paham. Perjuangan tak akan lepas dari tantangan dan rintangan. Hukum biasanya selalu menjadi alat itu.

Sesuai sekali dengan sabda Rasulullah Saw: Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: Akan datang di akhir zaman nanti para penguasa yang memerintah dengan sewenang-wenang, para pembantunya (menteri-menterinya) fasik, para hakimnya menjadi pengkhianat hukum, dan para ahli hukum Islam/ulama (fuqaha’nya) menjadi pendusta. Sehingga siapa saja di antara kalian yang menemukan zaman itu, maka sungguh kalian jangan menjadi pemungut cukai.” (HR. Thabrani).

Jadi mari perbaiki negeri dengan cara saling merangkul. Demikian semangat Pancasila. Bukan saling memukul dan menyikut siapa yang tak sejalan. []

Pandeglang, 13/01/2021

Mahyudin An-Nafi

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button