Polisi: Tak Ada Unsur Kesengajaan dalam Kasus Nota Pengiriman Elteha
Blitar (SI Online) – Telah digelar Rapat Koordinasi antara berbagai pihak di Polresta Kota Blitar untuk menyikapi kasus nota pengiriman Elteha yang menggunakan kertas mushaf Alquran. Rapat pada Ahad, 03 Juni 2018 itu dihadiri unsur MUI, Kemenag, PCNU, PD Muhammadiyah, LDII dan Takmir Masjid Agung Kota Blitar.
Menurut informasi yang diterima Suara Islam Online, Ahad malam (03/06/2018), dijelaskan, masalah video yang mengungkap tentang nota pengiriman Elteha tersebut sudah ditangani oleh Polresta Blitar. Menurut polisi, tidak ada unsur kesengajaan dalam kasus tersebut. Disebutkan, kertas yang dipakai bukan mushaf Alquran.
Kronologi kasus tersebut dibeberkan. Elteha memiliki seorang karyawan yang juga seorang guru ngaji dan takmir masjid yang letaknya tidak jauh dari kantor ELTEHA. Karyawan ini bila bekerja menyiapkan bahan ajar atau ingin menghafalkan ayat-ayat suci Alquran mencetaknya di komputer kantor. Bila ada cetakan kerjanya yang salah atau tidak sempurna, diletakkan di laci meja kantor.
Selanjutnya, kertas buram dari karyawan yang guru ngaji tersebut, kemudian secara acak atau tidak sengaja di potong-potong oleh sekretaris ELTEHA dipakai untuk resi pengiriman barang.
Atas kasus ini, Ketua MUI Kota Blitar KH Subakir mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mempercayakan masalah ini pada Polresta Blitar. Semua pihak yang mengikuti Rakor di Polresta Blitar juga mengajak seluruh warga masyarakat untuk memaafkan kejadian ini.
“Semua unsur yang mengikuti kegiatan dimaksud baik MUI, Kemenag, LDII, PD Muhammadiyah, PC NU, dan Ta’mir Masjid Agung Kota Blitar berharap pihak Elteha bersedia meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi,” pungkas dalam ringkasan hasil Rakor oleh Inmas Kemenag Kota Blitar itu.
Sebelumnya, Kapolresta Blitar AKBP Adewira Negara Siregar mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa tiga orang dari Elteha, yakni U selaku penanggung jawab PT Elteha Internasional Blitar dan Dua lagi adalahh AI serta IAN selaku karyawan di kantor.
Adewira mengatakan ketiga orang dari Elteha Blitar tersebut merupakan takmir Masjid Al Idris di Jalan Mastri 71 Kota Blitar. Masjid itu berada di depan kantor Elteha.
“Jadi mereka ini semua takmir Masjid di depan kantor Elteha. U sering membaca Alquran, dan dia juga sering mencetak Alquran sendiri untuk dibagikan saat pengajian di masjid itu,” jelas Adewira Ahad (3/6/2018), seperti dikutip detik.com.
Adewira menjelaskan U mengkopi Alquran kemudian mencetaknya sendiri di kertas menggunakan printer kantor. U mencetak hanya pada satu sisi kertas. Itu menjadi jawaban mengapa lembaran di balik ayat Alquran berupa kertas kosong. Beberapa lembar cetakan Alquran yang tidak sempurna, kertasnya ditaruh begitu saja di kantor.
“Cetakan Alquran yang tidak sempurna itu kemudian di baliknya dipakai nyetak nota pengiriman,” ungkap Adewira.
red: farah abdillah