PARENTING

Pondok Pesantren Solusi Pendidikan Anak di Era Gadget

Jakarta (SI Online) – Agama Islam memandang ibu sebagai sosok mulia yang sangat berperan dalam membangun generasi. Peranan Ibu sangat besar dalam membangun karakter anak.

“Ibu adalah guru pertama dan utama, kalau para ibu dapat mendidik anak dengan baik berarti satu generasi baik sedang dipersiapkan,” ujar Ustazah Mardiyah Kadir kepada Suara Islam Online usai menghadiri Majelis Ta’lim Ummahat Kamis Pagi Al Barkah As-Syafi’iyah di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (27/5/2021).

Pimpinan Majelis Ta’lim As Saadah Condet Jakarta Timur itu mengatakan, di era informasi saat ini mendidik anak bukan perkara mudah karena ada tantangan yang luar biasa yaitu gadget. Karenanya, jangan sampai anak-anak kecanduan handphone.

Selain itu, pergaulan anak juga harus diperhatikan. Jangan sampai anak-anak bergaul dan terpengaruh dengan pergaulan bebas.

“Kalau kita orang tua sudah tau mana yang baik dan buruk tetapi anak-anak belum sepenuhnya mengerti, karena itu orang tua harus tahu dengan siapa anaknya bergaul, dan harus memastikan pergaulan anaknya dengan lingkungan yang baik. Bahkan untuk ngaji pun kita harus tahu, dia ngaji dimana, gurunya siapa, belajar apa,” jelasnya.

Menurutnya, solusi pendidikan anak yaitu memasukan ke pondok pesanten. Lingkungan pesantren jelas memiliki lingkungan yang baik dan aman bagi anak-anak.

“Karena itu yang paling aman anak-anak harus masuk ke pesantren, walaupun masih ada kendala di biaya pendidikan. Orang yang tidak mampu terkadang tidak bisa juga memasukkan anaknya ke pesantren, jadi kembali lagi ke peran utama orang tua dalam mendidik anak,” jelas Mardiyah.

Selain itu, Mardiyah juga menyoroti tentang perjuangan umat Islam di Palestina yang belum lama ini kembali diperangi secara militer oleh penjajah Israel.

“Mereka saudara kita, laksana satu tubuh kalau mereka terluka kita pun merasakan luka. Namun karena kita tidak bisa ke sana sebaiknya kita selalu kirim doa dan bantuan kepada mereka,” tuturnya.

Ia menyayangkan disaat Palestina diperangi, di Indonesia muncul orang-orang yang tidak peduli dengan Palestina bahkan mendukung Israel. “Ada orang yang dengki dengan Palestina, karenanya kita tetap harus mendukung kebenaran dan benci dengan kemunafikan, kekufuran atau perbuatan yang jahat,” tandasnya.

red: adhila

Back to top button