DAERAH

Ponpes Alquran KH Abdullah Syafi’ie Gelar Tabligh Akbar dan Tasyakur ke-29

Sukabumi (SI Online) – Pondok Pesantren Alquran KH Abdullah Syafi’ie, Pulo Air, Sukabumi menggelar Tabligh Akbar sekaligus Tasyakur yang ke-29 dan haul 34 tahun wafatnya KH. Abdullah Syafi’ie, pendiri Yayasan Perguruan Islam As-Syafi’iyah pada Ahad lalu (27/10/2019).

Pimpinan Ponpes Alquran KH Abdullah Syafi’ie yaitu KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie dalam sambutannya mengajak para jemaah untuk mendukung pengembangan pesantren. Diantaranya melalui infak untuk pembangunan pesantren.

Kiai Rasyid mengutip hadis Nabi Muhammad Saw, Apabila manusia meninggal maka terputus amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh.

“Doakan agar mahad ini tumbuh berkembang dan senantiasa dalam lindungan dan keberkan dari Allah Swt,” kata Kiai Rasyid.

Pesantren Alquran KH Abdullah Syafi’ie didirikan pada tahun 1990. Awalnya, tempat dibangunnya pesantren merupakan taman rekreasi Pulo Air, Sukabumi. Taman rekreasi tersebut dikenal dengan keindahan pemandangannya dan sebagai tempat persinggahan yang nyaman serta dilengkapi telaga-telaga air jernih, sebagai penampungan mata air murni yang mengalir deras di kaki Gunung Gede.

Tempat indah seluas 3,3 hektar itu diketahui milik seorang pengusaha saleh pemilik rumah makan terkenal “ Lembur Kuring”, dibilangan senayan Jakarta, ia adalah H. Soekarno (almarhum). Kemudian ia mewakafkan tempat tersebut kepada KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie dengan harapan Allah memberikan surga di akhirat kelak.

Tepatnya di bulan awal Muharram, tahun 1990, merupakan tahun sejarah bagi Pesantren Al-Qur’an yang didirikan di lokasi yang asalnya tempat wisata. Karena pada tahun itu, awal dari penerimaan para santriwan dan santriwati, dengan jumlah 13 murid Sekolah Dasar yang dibimbing 25 tenaga pengajar.

Pada awalnya dibangun sebanyak sembilan lokal, dengan nama Pesantren Al Quran As Syafiiyah. Pertama yang dibangun adalah jenjang SD, kemudian membuka SMP sampai SMA. Dan terus berkembang hingga saat ini tak terasa sudah 29 tahun berkiprah. Luas tanah dan bangunan pondok pesantren pun semakin berkembang.

Alhamdulillah saat ini telah membina lebih 450 santriwan santriwati yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan pernah ada yang berasal dari Malaysia, Brunai Darusallam, Singapura, maupun dari Jeddah Saudi Arabia.

red: adhila

Back to top button