Prihatin Kegaduhan Pra Muktamar NU di Lampung
Di situ mereka menghadirkan alat-alat musik. Lalu, mereka membaca beberapa ayat Al-Qur’an, riwayat tentang perjalanan kehidupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang penuh dengan keberkahan dari awal lahir dan sesudahnya.
Setelah itu, mereka pun mengadakan kemungkaran, yaitu dengan menyelenggarakan permainan adu pukul yang mereka sebut pencak dan boxing, sambil memukul-mukul rebab.
Acara itu pun dihadiri para perempuan yang juga menyaksikan pagelaran itu. Bukan itu saja, acara maulid itu pun diramaikan dengan musik, permainan setrik dan permain yang menyerupai perjudian.
Laki-laki dan perempuan bercampur baur, berjoget dan larut dalam canda tawa serta diiringi suara keras dan teriakan-teriakan di dalam masjid dan sekitarnya.
Melihat itu, saya larang mereka dan saya menolak tegas kegiatan itu. Mereka pun berpisah dan bubar.” (KH. Hasyim Asy’ari, at-Tanbîhâtal-Wâjibât li Man Yashna’ Maulid Bial-Munkarât, halaman 9-10).
Apa yang dikhawatirkan oleh Sang Ulama Shalih, Kekasih Allah, Pendiri NU ini, sekarang semakin menjadi-jadi, karena ada kesengajaan dari pihak tertentu, untuk diviralkan dalam dunia medsos dan jejak digitalnya cukup mudah diakses oleh semua kalangan. []
KH Luthfi Bashori, Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al-Islami, Singosari.
sumber: facebook Luthfi Bashori