OPINI

Propaganda Keturunan Arab dalam Pilpres 2024

Terakhir mari kita renung dan mengambil iktibar dari sejarah masa lalu bangsa ini yang panjang.

Sejarah Indonesia mengenal adanya Marsose yaitu tentara upahan Belanda yang semuanya adalah orang pribumi.

Dalam film-film perjuangan kemerdekaan seringkali kita lihat pengkhianatan pribumi terhadap bumi dan bangsanya sendiri demi sedikit keuntungan dan upah mereka sanggup membunuh bahkan membakar mengancurkan harta dan kampung bangsa mereka sendiri.

Sejarah perjuangan Tuanku Imam Bonjol umpamanya banyak digagalkan oleh mata-mata dan pengkhianat orang pribumi yang diupah oleh penjajah Belanda yang banyak saya tulis dalam artikel ilmiah saya.

Belajar dari sejarah di atas antara wajah pribumi berjiwa penjajah yang mengkhianati bangsa dan negara sendiri melalui oligarki, KKN dan sontoloyo demi sedikit upah atau wajah Arab yang berjiwa pribumi dengan mempertaruhkan nyawa, harta, keluarganya demi kemerdekaan dan kemakmuran negara yang dia cintai.

Jika ditanya, adakah negara Islam yang makmur, jawabnya banyak seperti Brunei, Qatar, Malaysia dan beberapa negara Arab lainnya yang pernah makmur tetapi dihancurkan penjajah.

Kalau kita tanyakan pula adakah negara negara agama lain yang makmur? Jawabnya lihatlah keadaan Philipina, Italia, India dan sebagainya yang keadaan mereka tidak lebih baik dari Indonesia.

Bagaimana dengan US, UK dan negara maju lainnya? Negara-negara tersebut telah memisahkan agama dari negara dan bahkan banyak gereka yang dijual jadi masjid di sana.

Mari kita gunakan akal sehat, bertindak dan berjuang demi sebuah perubahan ke arah kemakmuran masa depan bersama yang jauh lebih baik dengan cara memilih pemimpin yang cerdas, amanah, berkualitas seperti Dr Anies Rasyid Baswedan dalam pilpres 2024 ini.

Karena sesungguhnya perubahan setiap bangsa diawali dari lahirnya seorang pemimpin yang baik berkualitas. []

Afriadi Sanusi, Ph.D., Dr bidang politik Islam Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button