#Ramadhan Berkah 1446 HMASAIL FIQHIYAH

Qadha Puasa

Allah SWT telah menetapkan serangkaian hukum syariat yang harus dijalankan oleh umat Islam, antara lain adalah puasa Ramadhan. Hanya saja pada saat puasa Ramadhan ada beberapa kondisi yang menjadikan seseorang tidak bisa melaksanakannya, semisal perempuan haid dan nifas, atau seorang yang sedang melaksanakam aktivitas jihad fisabilillah dan sakit. Maka di wajibkan atas setiap individu yang telah balig untuk mengganti (qadha) puasanya di hari lain di luar puasa Ramadhan.

Pun begitu dengan puasa nazar yang harus dilakukan sesuai nazarmya, hingga saat seorang yang bernazar belum sempat melaksanakan nazarnya kemudian meninggal dunia, maka ahli warisnya wajib menunaikan utang puasa nazarnya.

Atau jika tidak mampu melakukan qadha puasa, maka seseorang yang meninggalkan puasa Ramadhan wajib membayar fidyah kepada fakir miskin dengan kadar tertentu yang telah ditetapkan syariat.

Allah SWT berfirman:

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183).

اَيَّامًا مَّعۡدُوۡدٰتٍؕ فَمَنۡ كَانَ مِنۡكُمۡ مَّرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَ‌ؕ وَعَلَى الَّذِيۡنَ يُطِيۡقُوۡنَهٗ فِدۡيَةٌ طَعَامُ مِسۡكِيۡنٍؕ فَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّهٗ ؕ وَاَنۡ تَصُوۡمُوۡا خَيۡرٌ لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah (2): 184).

Karenanya mengqadha puasa Ramadhan adalah wajib bagi setiap muslim yang telah balig yang meninggalkan puasa Ramadhan sebab udzur syar’i. Misalkan sebab haid, nifas, sedang dalam perjalanan, atau sakit.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut :

عَنْ مُعَاذَةَ رضي الله عنه قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رضي الله عنها، فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِي الصَّلاَةَ؟ فَقالَتْ: أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ قُلْتُ: لَسْتُ بِحَرْورِيَّةٍ. وَلكِنِّي أَسْأَلُ. قَالَتْ: كَانَ يُصِيبُنَا ذلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. رواه مسلم

“Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah kenapa gerangan wanita yang haid qadha puasa dan tidak qadha shalat?”. Maka Aisyah menjawab, “Apakah kamu dari golongan Haruriyah?” Aku menjawab, aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya. Dia menjawab, “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat”. (HR Muslim)

Hingga jika seseorang masih memiliki utang puasa, sedangkan ia telah meninggal dunia, maka ahli warisnya yang wajib mengqadhakan puasa untuknya atau membayar fidyah atas namanya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut :

1- عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ [متفق عليه].

“Dari Aisyah ra [diriwayatkan] bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa meninggal dunia padahal ia berutang puasa, maka walinyalah yang berpuasa untuknya.” [Muttafaq Alaih].

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button