Rachmawati Putri Bung Karno, Dukung Habib Rizieq dan Gerakan 212 di Akhir Hayatnya
Berpakaian serba hitam, juga berkerudung hitam, ia berbicara di atas kursi roda. Belum dua menit berbicara, tiba-tiba suaranya terdengar sesegukan.
Saat itu, sekitar pukul 19.22 WIB, Rachmawati dipersilakan oleh moderator, Ketua GNPF-MUI Ustaz Bachtiar Nasir untuk berbicara di depan puluhan tokoh dan perwakilan ormas Islam.
Saat itu Rachmawati menceritakan ihwal pertemuannya dengan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab. Pertemuan yang diceritakannya itu berlangsung di Markas Syariah, Petamburan, Jakarta Barat, beberapa hari sebelumnya.
Ia mengaku merasa mendapat keberkahan kala itu. Yang ia dapatkan berbeda sekali dengan apa yang selama ini diisukan oleh kelompok-kelompok yang tak senang dengan FPI dan umat Islam.
“Kita memahami bahwa kita ini harusnya satu di dalam NKRI, mempunyai visi-misi yang satu,” ujar Rachma saat itu sambil terisak.
Beberapa kali Rachmawati hanya menangis tanpa berbicara apa-apa. Emosinya tak terbendung. Hadirin pun dibuat tertegun. Ketika berbicara lagi, suaranya terdengar begitu pelan meskipun sudah memakai mikrofon.
Baca juga: Rachmawati: Kenapa Islam yang Selalu Dibenturkan dengan Pancasila, Islamofobia Namanya
Ia tampak merasa terharu atas bersatunya para tokoh nasionalis dan Islamis dalam menuntut proses hukum atas pelaku penistaan agama, Ahok.
Ia menilai, perlu adanya persatuan antara tokoh nasionalis dengan Islamis, serta TNI-Polri, dalam mengemban amanah rakyat.
Rachmawati pun menyampaikan dukungannya terhadap Aksi Bela Islam II di Jakarta, Jumat, 4 November 2016.
Di akhir waktunya, Rachma memberikan kenang-kenangan kepada Habib Rizieq dan para ulama sebuah buku berjudul “Revolusi Belum Selesai.”
Pertemuan di Jati Padang
Setelah pertemuan di Hotel Sahid, Imam Besar FPI akhirnya mengunjungi Rachma di kediamannya di Jl Jati Padang Raya, Pejaten, Jakarta Selatan, Ahad, 13 November 2016.
