Raja Philip III dari Spanyol Usir Tiga Ratus Ribu Muslim Andalusia
Spanyol (SI Online) – Penaklukan yang terjadi pada pemerintahan Dinasti Umayyah, Abbasiyah, dan Turki Utsmani telah berkontribusi besar dalam membentuk peradaban Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa.
Di balik perkembangan Islam yang pesat, nyatanya muncul sikap kebencian dan permusuhan yang dimiliki masyarakat Barat. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi kaum Muslimin selama periode tersebut.
Ketakutan terhadap pengaruh Islam yang semakin meluas mulai tertanam di kalangan masyarakat Barat untuk pertama kalinya.
Menurut sejarah, sekitar tahun 1610-1614 Raja Philip III dari Spanyol telah mengusir 300.000 muslim Andalusia lewat titah yang ia keluarkan pada 22 September 1609.
Pada peristiwa itu, rezim barat berusaha melenyapkan semua jejak peradaban Islam yang telah berkontribusi dalam proses pencerahan Eropa.
Pelenyapan tersebut mulai muncul semasa Perang Salib (1095–1291) yang melibatkan tentara Muslim dan Kristen Eropa.
Semua peristiwa yang dialami kaum Muslimin sejak Perang Salib hingga Reconquista merupakan bagian dari Islamofobia yang terus berevolusi di tengah-tengah masyarakat Barat.
Perang salib merupakan serangkaian pertempuran antara kekuatan Eropa melawan kekuatan Islam pada abad pertengahan.
Pada masa-masa itu, Kekaisaran Bizantium dan Gereja Roma menggunakan propaganda sentimen anti-Islam untuk merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin.
Dalam artikel “History of Islamophobia and Anti-Islamism” yang dimuat The Pen Magazine (2011) dituliskan jumlah orang Islam dan Yahudi yang terbunuh di Yerusalem selama Perang Salib tidak kurang dari 70 ribu jiwa.