OASE

Ramadan Tiba, Bahagia Milik Semua

Momentum Ramadan di tengah situasi seperti sekarang ini memberikan hikmah tersendiri bagi umat Islam.

Bulan Ramadan adalah bulan mulia bagi umat Islam, dimana umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan yang diakhiri dengan perayaan Idulfitri.

Puasa yang diwajibkan kepada umat Islam, secara sosiologis, hakikatnya adalah instrumen untuk memberikan kesadaran kebersamaan kepada kita sehingga bisa merasakan apa yang dirasakan fakir miskin.

Berbagai kegiatan diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan ketakwaan pada Allah Swt karena amalan dan pahala akan dilipatgandakan selama bulan Ramadan.

Pada bulan Ramadhan, masyarakat tidak hanya berlomba-lomba melaksanakan ibadah wajib sebagai bentuk kesalehan individual (hablum minallah). Disebut kesalehan individual karena hanya mementingkan ibadah yang semata-mata berhubungan dengan Tuhan dan kepentingan diri sendiri seperti pelaksanaan ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat, haji, zikir, dst. Namun, masyarakat juga berlomba-lomba melaksanakan ibadah sosial sebagai bentuk kesalehan sosial (hablum minannaas).

Dimensi sosial dalam ibadah puasa sangat kentara ditilik dari beberapa hal:
Orang yang puasa harus menahan diri dari rasa haus dan lapar. Orang yang tak pernah lapar, ia tidak bisa berempati kepada orang lain.

Orang yang puasa disuruh banyak bederma. Nabi Saw menyebut, bulan puasa sebagai Syahr al-Muwasah atau bulan kepedulian sosial. Rasulullah Saw sendiri merupakan orang yang paling banyak bederma, dan dalam bulan Ramadan, beliau lebih kencang lagi bederma, melebihi angin barat. (HR Hakim dari Aisyah).

Ketiga, pada penghujung puasa, kita disuruh mengeluarkan zakat fitrah, di luar zakat mal, tentu saja. Kewajiban ini seakan melengkapi dimensi sosial dari ibadah puasa Puasa Ramadan memang merupakan momentum bagi umat Islam untuk melatih diri, menginternalisasi, dan membumikan kesalehan sosial. 

Kesalehan sosial sendiri merupakan kepedulian kepada nilai-nilai islami yang bersifat sosial. Nilai-nilai sosial islami tersebut diantaranya: membantu orang lain; silaturahmi; memberikan zakat, infak dan sedekah; memberikan donasi kepada yang membutuhkan; bersikap sopan dan santun pada orang lain dan lain-lain. 

Kesalehan sosial dengan demikian adalah suatu bentuk kesalehan yang tak cuma ditandai oleh solat, puasa, haji melainkan juga ditandai oleh seberapa besar seseorang memiliki kepekaan sosial dan berbuat kebaikan untuk orang-orang di sekitarnya sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan sosial.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button