OASE

Ramadhan Bulan Ibadah dan Takwa

Ramadhan melatih kita agar menjadi orang yang bertakwa melalui ibadah puasa fulltime setiap hari di bulan Ramadhan. Dalam puasa, kita dilarang melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan hubungan suami istri, meskipun di luar puasa dibolehkan. Jika hal-hal yang halal dan mubah tersebut dilarang ketika berpuasa, maka terlebih lagi hal-hal yang diharamkan. Tentu kita harus lebih menjaga diri dari yang diharamkan Allah ta’ala.

Melalui shalat Tarawih, tahajud dan Witir sebulan penuh di bulan Ramadhan, kita diharapkan melakukan shalat-shalat sunnat pada bulan-bulan lainnya. Karena di bulan Ramadhan kita sudah dilatih dan dididik untuk memperbanyak melakukan shalat sunnat sehingga terbiasa dan mudah melakukannya. Inilah perbuatan takwa.

Pada bulan Ramadhan kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak tadarus Al-Qur’an dan berinfak, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang shahih diriwayatkan oleh Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma–.

Dari Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma –, beliau kata, “Adalah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- merupakan sosok yang paling dermawan. Terlebih lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpainya untuk mengajarinya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau di setiap malam Ramadhan untuk mengajarinya Al-Qur’an. Maka ketika Jibril menjumpainya, beliau adalah orang yang paling dermawan, lebih dari angin yang bertiup.” (Muttafaq ‘alaih).

Mengomentari hadits ini, Imam An-Nawawi –rahimahullah– berkata sebagaimana yang dinukilkan oleh Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Baari, “Dalam hadits ini ada faidah-faidah: Di antaranya: Pertama; disunnatkan untuk dermawan pada setiap waktu. Kedua; disunnatkan menambah dermawan pada bulan Ramadhan dan ketika berkumpul dengan orang-orang shalih. Ketiga; disunnatkan mengunjungi orang-orang shalih dan mengulanginya jika orang yang dikunjungi tidak keberatan. Keempat; disunnatkan memperbanyak membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Kelima; membaca Al-Qur’an lebih utama dari semua zikir, karena seandainya zikir itu lebih utama atau sama dengan membaca Al-Qur’an maka pasti beliau melakukannya.” (Fathul Baari: 1/43)

Melalui tadarus Al-Qur’an setiap hari di bulan Ramadhan, maka kita diharapkan selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup kita, baik dengan membacanya, memahaminya (menadabburinya), menghafalnya, mempelajarinya, mengajarkannya dan mengamalkannya. Inilah perbuatan takwa.

Melalui amal saleh berupa sedekah atau infak yang selalu kita lakukan di bulan Ramadhan, maka kita diharapkan terbiasa membantu saudara-saudara kita seiman yang membutuhkan bantuan karena ekonominya yang lemah dan tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya yaitu orang fakir dan miskin. Inilah perbuatan takwa.

Pada bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal shalih terutama pada sepuluh malam terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadar. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk i’tikaf (berdiam diri di masjid untuk beribadah dengan sungguh-sungguh dan maksimal dengan mendekatkan diri kepada Allah ta’ala).

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang terakhir di bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari)

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button