OASE

Ramadhan Bulan Ibadah dan Takwa

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersungguh-bersungguh di bulan Ramadhan tidak seperti di bulan lainnya. Dan khususnya pada sepuluh malam terakhir tidak sama kesungguhannya dengan malam-malam yang lain.” (HR. Muslim).

Dengan ibadah i’tikaf selama sepuluh hari terakhir, kita diharapkan terbiasa melakukan ketaatan dan ibadah setiap waktu pada bulan-bulan lainnya, baik ibadah wajib maupun ibadah sunnat. Inilah perbuatan takwa.

Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan diikat. Ini menunjukkan keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadhan.

Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “Sesungguhnya bulan yang penuh berkah telah datang kepada kalian. Allah ta’ala mewajibkan kalian puasa padanya. Di bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para syaitan diikat. Padanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa dihalangi dari kebaikannya, maka ia benar-benar telah dihalangi.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda: “Apabila masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan diikat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab Hanbali, ketika mengomentari hadits ini, beliau berkata: “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertaubat serta kembali kepada Allah Ta’ala) tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para syaitan dibelenggu?”.

Dalam riwayat lain, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– juga bersabda: “Pintu-pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Kemudian ada seorang malaikat penyeru yang memanggil: “Wahai pencari kebaikan, bergembiralah ! dan wahai para pencari kejahatan, berhentilah!”. (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).

Allah ta’ala telah memberikan peluang dan kesempatan untuk beribadah dengan seluas-seluasnya tanpa dihalangi dan diganggu oleh setan. Karena pada bulan ini setan telah diikat oleh Allah ta’ala. Bahkan pintu-pintu surga dibuka dan pintu-piintu neraka ditutup.

Dengan demikian, bulan Ramadhan dibuka peluang bagi kita untuk masuk surga, dan ditutup peluang masuk neraka. Peluang berbuat maksiat pada bulan Ramadhan ditutup dengan ibadah puasa. Karena puasa itu adalah perisai atau penahan maksiat sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Puasa itu perisai (pencegah maksiat)”. (HR. Ahmad, Muslim dan An-Nasa’i).

Oleh karena itu, umat Islam di seluruh dunia bersemangat dan termotivasi untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan. Umat Islam sangat antusias dalam berpuasa, shalat tarawih, qiyamul lail/tahajud dan witir secara berjamaah, dan tadarus al-Qur’an. Bahkan masjid-masjid dan surau-surau/mushalla-mushala menjadi ramai bahkan membludak dengan para jama’ah di berbagai belahan dunia. Fenomena seperti ini hanya terlihat di bulan Ramadhan.

Maka, sudah sepatutnya umat Islam antusias dan bersemangat serta istiqamah dalam beribadah dan beramal saleh di setiap waktu di bulan lainnya sebagaimana ibadah yang mereka lakukan di bulan Ramadhan ini. Karena, ibadah itu tidak hanya diperintahkan pada bulan Ramadhan saja, namun juga pada bulan-bulan lainnya. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah ta’ala dan semoga kita menjadi orang yang bertakwa. Aamin…!

Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara, Ketua PC Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh, Anggota Dewan Pakar Pamusi Aceh, Dosen Fiqh dan Ushul Fiqh Pascasarjana UIN Ar-Raniry, dan Doktor bidang Fiqh dan Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM)

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button