SUARA PEMBACA

Ramadhan Istimewa di Tengah Pandemi Corona

Ramadhan telah di jalani kaum muslimin seluruh dunia. Tentu dengan suasana berbeda. Mengapa?

Sejak pandemi Corona melanda, masyarakat telah mengubah kebiasaannya meskipun tidak semuanya. Sebagian masyarakat mulai menjalankan aktivitas yang belum pernah mereka jalani. Mulai dari menghindari kerumunan hingga menjalankan himbauan untuk tetap beraktivitas di rumah saja. Menjalankan protokol kesehatan, mulai dari menerapkan Perilaku Hidup Bersh dan Sehat (PHBS) termasuk di dalamnya menjaga asupan gizi seimbang hingga mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir sesering mungkin. Dan tak lupa menggunakan masker ketika keluar rumah.

Mengingat penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan Cina ini sangat cepat, dari droplet ketika bersin/batuk yang dibawa manusia jika tidak menjaga kebersihan tangan (tidak mencuci tangan) maka akan menular ke yang lain.

Tentu kondisi pandemi Corona bukanlah kondisi yang diinginkan kebanyakan orang. Mengapa? Karena aktivitas yang dilakukan masyarakat semakin terbatas. Jika di Ramadhan sebelumnya disambut dengan sukacita dengan keramaian misalnya menghadiri pegelaran pertunjukkan, pementasan konser amal dan lain sebagainya.

Kali ini Ramadhan terasa berbeda. Bahkan aktivitas selama Ramadhan pun juga sangat terasa perbedaannya. Dahulu kajian-kajian bertebaran. Kajian subuh, kajian sebelum berbuka maupun kajian dengan tema tertentu dengan massa yang sangat banyak. Bahkan ada yang datang dari luar kota.

Namun kini, jangankan mengadakan kajian besar, kajian kecil yang hanya mengumpulkan segelintir orang dihindari demi memutuss rantai penularan COVID-19. Namun apakah ensesi Ramadhan akan hilang dimasa pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir? Tentu tidak!

Meski dengan kondisi berbeda, bukan berarti kaum muslimin tidak melakukan aktivitas apapun selama di rumah. Kajian kajian yang semula diadakan langsung (offline) kini mulai bertaburan kajian online. Bahkan jumlahnya sangat banyak, peserta kajianpun membludak bahkan banyak yang dari luar daerah. Tentu ini menandakan bahwa antusisme masyarakat untuk menyambut dan mengisi Ramadhan sangat bagus. Dari kajian ala anak muda millenial hingga kajian umum lainnya. Dari tema keutamaan Ramadhan hingga tema Al Qur’an sebagai pedoman hidup manusia di dunia. Tak dapat dipungkiri, Ramadhan tahun ini begitu istimewa!

Namun ternyata bukan hanya itu saja yang membuat Ramadhan tahun ini istimewa. Himpitan ekonomi menjadi permasalahan dari tahun ke tahun belum tersolusi, kini semakin bertambah persoalannya. Persoalan semakin rumit dengan ada PHK, para pekerja ‘dirumah’ kan dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Tentu hal ini sangat mempengaruhi perekonomian keluarga karena meski dalam pandemi, tentu setiap keluarga tetap harus memenuhi kebutuhan sehari-hari Tentu ini menjadi Ramadhan yang menguji keimanan dan kesabaran. Danhal ini pulalah yang membuktikan bahwa dunia butuh suatu tatanan yang mampu menuntaskan persoalan secara mendasar. Tatanan yang seperti apa? Tentu yang bersumber dari pemilik kehidupan ini. Dialah Allah SWT.

Sebagai seorang muslim tentu momen Ramadhan menjadi momen yang tidak boleh terlewatkan begitu saja. Momen dimana manusia melakukan aktivitas terbaiknya agar menjadi pribadi yang baru, pribadi yang lebih baik. Terlebih pribadi yang mampu memiliki pengaruh dalam penerapan syariat dalam segala aspek.

Mengingat esensi Ramadhan bukan hanya perubahan individu yang lebih baik melainkan tatanan kehidupan secara menyeluruh pun juga harapannya semakin baik. Agar Ramadhan di tahun-tahun selanjutnya menjadi Ramadhan yang istimewa karena syariat telah terterapkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Semoga.

Eriga Agustiningsasi, S.KM
Penyuluh Kesehatan

Artikel Terkait

Back to top button