Ramadhan, Madrasah Pembersihan Jiwa

Semangat ruhiyah ini tentu makin tinggi di bulan Ramadhan. Semangat inilah yang menjadikan kita tidak merasakan lapar dan dahaga Ketika seharian penuh puasa. Semangat inilah yang menjadi kita kuat shalat tarawih, membaca Al-Qur’an dan lain-lain. Di zaman Rasulullah saw, kekuatan ruhiyah ini menjadikan pasukan Islam menang gilang gemilang dalam peperangan Badar. Padahal saat itu kaum Muslim jumlah hanya sekitar 300 melawan pasukan kafir yang jumlahnya 1000 orang.
Kekuatan ruhiyah ini yang juga mengilhami KH Hasyim Asyari dalam mengembangkan Islam di tanah air. Nahdhatul Ulama tidak akan menjadi besar seperti sekarang ini, bila para ulama tidak mempunyai kekuatan ruhiyah yang hebat. Ini harusnya disadari oleh kalangan ulama-ulama NU. Sebagian ulama NU yang mencoba melemahkan kekuatan ruhiyah untuk digantikan dengan kekuatan materi, maka itu justru akan merusak NU secara keseluruhan. Karena NU didirikan untuk terus menegakkan amar makruf nahi mungkar.
Begitu pula Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan kekuatan ruhiyah yang luar biasa. Kiyai Dahlan ingin mengembangkan Pendidikan Islam di tanah air melawan Pendidikan sekuler Belanda. Kiai Dahlan ingin menolong kaum pribumi Muslim agar tidak dihinakan terus oleh pemerintah kafir Belanda. Kekuatan ruhiyah Islam ini juga yang menjadikan Kiyai Dahlan berani menantang berdebat beberapa kali pendeta dari Belanda.
Kini, kekuatan ruhiyah telah melemah di kalangan kaum Muslim Indonesia. Di kalangan pejabat, kekuatan ini terus melemah dan digantikan dengan kekuatan atau semangat materi. Ketika orang menjabat pemerintahan tidak lagi tujuannya untuk menyebarkan Islam di tanah air, tapi tujuannya hanya untuk dapat materi sebanyak-banyaknya atau pangkat setinggi-tingginya. Motivasi materi ini akhirnya menjadi mereka menjadi rakus harta dan rakus jabatan. Kerakusan inilah yang menyebabkan terjadinya korupsi dan kurangnya empati kepada orang miskin.
Al-Qur’an mengingatkan, ”Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya.”
Dengan jiwa yang bersih, maka kekuatan ruhiyah akan terus menyala dan inilah yang menjadi penyebab kemuliaan Islam. Para Nabi dan Rasul, salah satu tugasnya adalah membersihkan atau menyucikan jiwa manusia. Jika jiwa manusia kotor, penuh dengan kesombongan, dengki, rakus dan lain-lain maka ia akan menjadi perusak manusia lain.
Sedangkan orang yang jiwanya bersih, penuh dengan keikhlasan, kejujuran, qanaah dan lain-lain, ia akan memberi kebahagiaan orang lain. Dari sinilah masyarakat atau bangsa akan tumbuh menjadi baik atau buruk. Wallahu alimun hakim. []
Nuim Hidayat