OASE

Ramadhan yang Membekas

Maka, pasca Ramadhan kita diharapkan terbiasa dengan membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan kita dan terjepit ekonominya. Kebiasaan berinfak pada bulan Ramadhan perlu dipertahankan dan dilanjutkan pada bulan lainnya.

Mengenai keutamaan berinfak, Allah ta’ala berfirman, “Dan apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri…” (Al-Baqarah: 272). Jadi infak itu pada hakikatnya untuk kita diri sendiri.

Allah ta’ala juga berfirman, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 261)

Nabi -shallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Setiap hari, dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, “Ya Allah, hilangkan harta orang yang menolak infak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Keempat; Berempati dan peduli terhadap saudara seiman yang mengalami musibah .

Ramadhan mengajarkan kita untuk bersolidaritas dan berempati serta peduli terhadap saudara kita yang menderita hidupnya yaitu orang fakir dan miskin melalui perintah infak/sedekah dan zakat di bulan Ramadhan, karena kesulitan hidup mereka. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang mengalami kesulitan hidup pada saat peperangan dan musibah bencana alam.

Maka, pasca Ramadhan kita diharapkan selalu bersolidaritas dan membantu saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan hidup atau memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya akibat perang dan musibah bencana alam, baik saudara kita seiman di tanah air maupun di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Suriah, Rohingya (Burma), dan lainnya.

Allah ta’ala berfirman, “Tolong menolonglah kamu dalam (berbuat) kebaikan dan takwa. Dan janganlah kamu tolong menolong dalam (berbuat) dosa dan pelangggran.” (Al-Maidah: 2).

Nabi -shallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Nabi -shallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda: “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan simpati di antara mereka seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh merasa sakit maka seluruh anggota tubuh ikut merasakannya dengan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Mengenai keutamaan menolong saudara seiman dan melapangkan kesulitan hidupnya, Rasulullah -shallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”. (HR. Muslim).

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button