OASE

Ramadhan yang Membekas

Rasulullah -shallahu ‘alaihi wa sallam- juga bersabda, seorang muslim itu saudara dengan muslim lainnya. Dia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkannya kepada musuhnya. Dan barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan barangsiapa yang melapangkan dari seorang muslim suatu kesulitan, maka akan Allah melapangkan darinya suatu kesulitan dari kesulitan-kesulitan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kelima; Senantiasa menjaga shalat berjama’ah

Ramadhan mengajarkan kita untuk selalu menjaga shalat berjama’ah melalui shalat tarawih dan Witir setiap malam di bulan Ramadhan. Pada bulan Ramafhan, masjid-masjid dan mushalla-mushalla penuh dengan jama’ah shalat Tarawih dan Witir. Fenomena ini hanya ada di bulan Ramadhan, tidak ada di bulan-bulan lainnya.

Maka, diharapkan pasca Ramadhan kita terbiasa dan mampu melakukan shalat fardhu berjama’ah di masjid atau mushalla. Semangat shalat berjama’ah ini harus dipertahankan dan dilanjutkan pada shalat lima waktu setelah Ramadhan.

Shalat fardhu secara berjama’ah sangat diperintahkan dalam Islam. Menurut sebahagian ulama hukumnya sunnat muakkad. Bahkan menurut sebahagian ulama lainnya hukumnya wajib bagi laki-laki berdasarkan hadits-hadits yang shahih. Meskipun demikian, para ulama sepakat bahwa shalat berjama’ah sangat digalakkan dalam Islam dan tidak boleh disepelekan atau dianggap hal biasa meninggalkannya tanpa uzur syar’i (halangan yang dibenarkan syariat) seperti hujan, cuaca panas atau dingin, banjir, binatang buas dan sebagainya.

Banyak keutamaaan shalat berjama’ah. Di antaranya yaitu pertama, orang yang shalat berjamaah mendapatkan 27 kali lipat pahala dibandingkan shalat sendirian (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Kedua, setiap langkah orang yang shalat berjama’ah dicatat satu pahala sekaligus dihapus satu kesalahan (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Ketiga, orang yang shalat berjama’ah akan tetap di doakan oleh para malaikat setelah shalatnya sampai shalat berikutnya selama ia masih ditempat shalatnya (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Keempat, makmum yang berbarengan ucapan aminnya dengan para malaikat, maka diampuni dosa-dosanya (HR. Bukhari). Dan lainnya.

Keenam; Senantiasa menjaga shalat sunnat.

Ramadhan menggalakkan kepada kita untuk semangat melakukan ibadah sunnah. Pahala amalan sunnat pada bulan Ramadhan dihitung seperti pahala wajib di bulan selainnya (HR. Al-Baihaqi). Oleh karena itu, orang berlomba-lomba melakukan amalan sunnat seperti shalat Tarawih, Witir, Tahajjud, dan lainnya.

Maka, pasca Ramadhan kita diharapkan kita untuk tetap istiqamah menjaga shalat-shalat sunnat di bulan-bulan lainnya seperti shalat sunnat Rawatib, Dhuha, Tahiyatul masjid, Syuruq, setelah wudhu’, Tahajjud, Witir, dan shalat sunnat fajar.

Adapun keutamaan shalat Rawatib yaitu dibangunkan rumah di surga (HR. Muslim). Keutamaan shalat Dhuha yaitu pahalanya sama seperti bersedekah (HR. Muslim). Keutamaan shalat sunnat Syuruq yaitu pahalanya seperti haji. Keutamaan shalat sunat setelah wudhu adalah memasukkan ke dalam surga sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi saw yang bertanya kepadanya penyebab ia masuk surga. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Adapun keutamaan shalat sunnat fajar adalah pahalanya lebih baik dari dunia dan isinya (HR. Muslim)

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button