QUR'AN-HADITS

Remaja Tangguh Menghadapi Cobaan: Inspirasi dari Nabi Yusuf as

  1. Sayyid Qutub

Dalam kitab tafsirnya yaitu Tafsir fi Zilal Al-Qur’an jilid 7, Sayyid Qutub menafsirkan ayat ini lebih menekankan pada gambaran seorang pemuda yang tetap bertakwa di tengah sistem yang tidak adil.

Dalam ayat ini diceritakan bahwa Yusuf digoda dalam kondisi yang sepi dan tertutup, namun ia tetap menjaga kesucian diri karena kesadarannya yang kuat bahwa Allah senantiasa mengawasi.

Ketika ia memilih untuk lari dari maksiat sebagai bentuk ketakwaannya, ia justru difitnah, mencerminkan kenyataan bahwa orang yang berpegang pada kebaikan terkadang harus menderita dalam jangka pendek.

Inilah pelajaran agung yang bisa diambil: bahwa perjuangan moral membutuhkan pengorbanan, tetapi hasil akhirnya adalah kemuliaan di sisi Allah.

  1. Fakhruddin ar-Razzi

Fakhruddin ar-Razzi dalam kitab tafsirnya Mafatih al- Ghaib jilid 12, beliau menafsirkan ayat 23 dan 24 Nabi Yusuf juga punya keinginan sebagai manusia, tapi Allah menolongnya dengan menunjukkan tanda dan hikmah.

Ini menunjukkan kejujuran narasi Al-Qur’an yang manusiawi namun sarat nilai ilahiah. Ayat 25, ujian tidak hanya berupa godaan, tapi juga fitnah sosial yang sangat berat bagi seorang budak.

Kontekstualisasi Ayat

Dari kisah Nabi Yusuf jika kita kaitkan dengan zaman sekarang, ini mencerminkan tantangan yang juga dihadapi remaja hari ini hidup di tengah budaya permisif, godaan media sosial, pornografi, pergaulan bebas, dan tekanan lingkungan.

Seperti Nabi Yusuf, banyak remaja harus berjuang melawan dorongan hawa nafsu, meski situasi seakan melegalkan atau bahkan mendorong mereka untuk menyerah. Pilihan untuk tetap bertakwa seringkali membawa risiko seperti dikucilkan, difitnah, atau dianggap kuno.

Namun, kisah Nabi Yusuf ini menegaskan bahwa Allah melihat perjuangan itu, dan bahwa menjaga integritas meskipun menyakitkan di awal, akan berbuah kemuliaan dan pertolongan dariNya.

Hikmah dari Kisah Nabi Yusuf as

Kisah Nabi Yusuf as ini mengajarkan bahwa godaan bisa datang dalam situasi paling rawan, seperti saat berdua-duaan, namun kesadaran akan pengawasan Allah dapat menjadi tameng utama.

Nabi Yusuf menunjukkan keteguhan iman dengan menolak ajakan maksiat dan memilih lari, meski akhirnya ia difitnah.

Ini menjadi pelajaran bahwa menjaga diri membutuhkan keberanian dan keteguhan, serta bahwa orang yang berbuat benar pun bisa diuji dengan fitnah. Namun, Allah tidak akan membiarkan orang yang tulus dalam kehinaan, dan perjuangan moral akan berbuah kemuliaan di sisi-Nya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button