Rencana Pembakaran Al-Qur’an di Swedia Picu Kerusuhan di Dua Kota
“Orang-orang di balik kerusuhan dengan kekerasan tidak mewakili mereka yang tinggal di daerah itu. Sebagian besar wilayah rentan hanya menginginkan kedamaian dan ketenangan dan dapat menjalani kehidupan mereka. Adapun provokator ekstremis sayap kanan, reaksi seperti inilah yang ingin dia lihat. Tujuannya adalah untuk menghasut orang terhadap satu sama lain. Saya mendesak semua kekuatan kebaikan untuk tetap tenang dan tidak membiarkan diri mereka terprovokasi. Pemerintah terus mengikuti perkembangan,” papar dia.
Politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan menjadi terkenal di Denmark melalui demonstrasi menentang Islam di daerah-daerah padat Muslim yang ditampilkan dalam daftar ghetto resmi negara itu, yang difilmkan dan dirilis sebagai video. Selanjutnya, acara serupa diadakan di Swedia, sering kali mengakibatkan kerusuhan yang disertai kekerasan.
Demonstrasi tersebut dipandang memiliki sifat provokatif karena sering menampilkan penodaan terhadap Al-Qur’an, pusat Islam, namun dirayakan sebagai latihan kebebasan berbicara oleh Paludan dan partainya Garis Keras, yang dikenal dengan sikap anti-imigran yang kaku.
Mengingat berbagai ancaman dan upaya pembunuhan, Paludan telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi.
Sebagai informasi, menurut laporan Pew Research 2017, komunitas Muslim sebagai 8,1% dari total populasi Swedia yang berjumlah 10 juta. Minoritas Muslim Swedia telah melonjak secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah krisis migran 2015.
red: a.syakira