RESONANSI

Republik Centeng Calo

Tanpa perhitungan resiko terjadinya polarisasi dan disintegrasi bangsa; dampak nyata bagi kerusakan berkepanjangan lingkungan; dan pengusiran dan penggusuran warga pribumi dan lembaga adat.

Pertama, mega proyek IKN kedaulatannya sudah digenggaman tangan RRC dikarenakan by Grand Planing diserahkan ke tuan besarnya RRC.

Kedua, ambisi IKN itu dibangun sesungguhnya hanya menjadi puncak gunung dari rangkaian dan sebaran proses aglomerasi dan reklamasi pantai untuk pembangunan kota-kota megapolitan baru sebaga “bukit barisan” simbol legitimasi baru atas registrasi pengakuan UU “dua kewarganegaraan” dihuni penduduk diaspora orang-orang “asing” kaya berasal dari China.

Lihatlah di Jakarta terus berantai ke sepanjang pantai utara Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Nusa Tenggara, dan Bali telah berdiri kota-kota megapolitan baru itu sesungguhnya dengan tidak memberi benefit apa-apa terhadap Indonesia dikarenakan perputaran uangnya kembali terbang ke negara asal mereka, RRC.

Tetapi, justru mereka meninggalkan di sini beban demografi, lingkungan, politik, sosial-budaya, hukum, dsb.

Ketiga, kedaulatan SDA minerba dan SDM juga sepenuhnya akan dikuasai RRC seiring program ambisi hilirisasi yang serba mempropagandakan benefit dan value add yang di-claim mereka akan meroketkan perekonomian bangsa.

Padahal, sebagai nisbi dan zonk , karena akan dinikmati oleh segelintir orang sebagian kecil para perusahaan pribumi centeng-calo itu. Sedangkan, sebagian besar dikuras dan dirampok oleh perusahaan-perusahaan raksasa RRC itu.

-Keempat-, ini yang sangat berbahaya sebagai sinyal yang sangat kentara ketika demokrasi dengan kedaulatan negara rakyat tengah dipertaruhkan, Pilpres dan Pemilu 2024.

Jelas, ini adalah bentuk campur tangan asing ketika suatu server yang merupakan big data kerahasiaan negara dan penduduknya dikendalikan dan dikuasai oleh RRC, dalam hai ini sudah boleh disebut konspirasi besar melalui Bao Bao Alibaba.

Betapa tidak! Bisa dibayangkan ketika paslon 02 memenangkan Pilpres 2024 yang mengusung misi keberlanjutan Jokowi semata-semata semakin mengkonfigurasikan terbentuknya Republik Centeng Calo.

Dan ironisnya, sangat tragis untuk Prabowo Subianto sebagai Presiden kelak, seorang yang telah ditempa sebagai nasionalis sejati memanggul pendidikan TNI murni dan jenial, dikalahkan dua kali oleh Jokowi dengan kecurangan dan kelicikannya, malah sangat rapuh, luruh, dan jatuh di pelukan “Raja Bebal Csnteng Calo” itu.

Lantas, pertanyaannya akan terbiarkankah Republik Centeng Calo itu kemudian akan menghapus wajah cantik di garis khatuliswa NKRI Indonesia?

Kita lihat di waktu kritis dan kritikal pembuktiannya dari awal Maret hingga Oktober 2024 ini: sama sekali berubah dengan konstelasi perubahan atau kita dengan sangat terpaksa harus mengucapkan selamat datang bagi “Republik Centeng Calo?” Wallahua’lam Bishawab.

Mustikasari-Bekasi, 19 Maret 2024

Dairy Sudarman, Pemerhati politik dan kebangsaan

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button