DAERAH

Ribuan Warga di Medan Deklarasi Gerakan 2019 Ganti Presiden

Medan (SI Online) – Ribuan massa tumpah ruah menghadiri deklarasi akbar gerakan nasional #2019GantiPresidendi Kota Medan, Ahad (22/7). Kegiatan tersebut banyak dihadiri tokoh nasional dan tokoh Islam di Medan.

Inisiator gerakan tersebut, Ustazah Neno Warisman menegaskan, pergantian presiden sebagai sebuah hal yang harus diperjuangkan, mengingat pemimpin yang ada saat ini dinilai telah gagal dalam memberikan kesejahteraan kepada umat.

“Oleh karena itu, ketika pemimpin gagal dalam memimpin maka selayaknya masyarakat dan kita menuntut agar pimpinan itu diganti,” katanya didepan massa pendukung #2019gantipresiden.

Neno menyampaikan, masyarakat Sumatera Utara ikut menjadi bagian penting dalam perjuangan umat untuk mengganti presiden di Pilpres 2019. Karenanya, ia mengimbau agar seluruh pendukung #2019GantiPresiden bekerja secara massif, dalam menggaungkan semangat memperjuangkan pergantian presiden tersebut.

“Mau 10 kali setiap orang menuliskan ganti presiden, mau 30 kali. Yang pasti kita harus terus menggelorakan semangat ganti presiden, termasuk menyampaikannya kepada para tetangga kita. Dengan ganti presiden akan ada perbaikan ekonomi, perbaikan hukum dan lainnya,” paparnya.

Perwakilan dari tokoh Islam, Ustaz Abdul Latief dalam Tausiyahnya menyampaikan bahwa di negeri ini telah lahir generasi baru yang tidak takut celaan orang dan mencintai republik Indonesia.

“Dari Sumut, tag line ganti presiden 2019 akan dideklarasikan hari ini. Saya yakin bahwa martabat kaum muslim tahun 2019 tidak akan dizolimi seperti sekarang ini,” ucapnya.

Sementara itu, anggota DPD RI Dapil Sumut, Dedi Iskandar Batubara menilai, jika sampai hari ini janji pemimpin banyak yang tidak terealisasi. Seperti janji pemerintah yang menyediakan 10 juta lapangan kerja bagi kaum pribumi tidak terealisasi. Menurut Dedi, faktanya yang diberikan lapangan pekerjaan merupakan para tenaga kerja asing.

“Katanya kalo terpilih menjadi kepala negara, Indonesia tidak akan berhutang ke luar negeri. Sementara 5 triliun hutang 2017, lebih besar dari zaman orde baru dan zaman sebelumnya. Kemudian pendidikan diutamakan, ternyata pembangunan infrastruktur dengan hutang – hutang. Makanya tahun 2019 ganti….,” disambut kalimat “presiden” oleh ribuan massa aksi.

red: adhila
sumber: rri/rmol

Artikel Terkait

Back to top button