Rilis Mubaligh Terekomendasi, Menag Dituding Bergaya Orba
Jakarta (SI Online) – Langkah Kementerian Agama mengeluarkan rekomendasi 200 mubaligh atau ulama untuk mengisi ceramah dan dijadikan rujukan dikritik Partai Gerindra.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono menegaskan, ide Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin itu tidak masuk akal dan cenderung memecah belah ulama.
“Lebih ngaco. Pertama, kenapa harus buat list itu. Itu malah akan membelah ulama,” kata Ferry usai menghadiri rilis survei Charta Politika di kawasan Jakarta Selatan, Senin (21/5/2018).
Tak hanya itu, Ferry merasa, Menteri Lukman yang merupakan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu membuat suara partainya makin turun dengan kebijakan itu. “Menag yang membawa bendera PPP enggak populer lagi. Makin turun lagi (suara) PPP,” jelasnya.
Ferry berpendapat, apa yang dilakukan Menteri Lukman adalah cara pemerintahan Orde Baru yang melarang para ulama agar tidak melakukan ceramah. “Kaya jaman Orba. Masa ulama di-screening,” demikian mantan Aktivis 98 ini.
Blunder besar
Kritikan yang tajam sebelumnya juga dilontarkan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan. Zulhas menyebut Kementerian Agama melakukan blunder.
“Kementerian Agama blunder, blunder besar,” katanya usai menghadiri buka puasa bersama dengan masyarakat Jakarta Utara, di Jl. Enim Raya, Tanjung Priok, Ahad, 20 Mei 2018.
Ketua MPR RI itu juga menyayangkan langkah Kemenag mengeluarkan daftar 200 mubaligh yang direkomendasi. Sebab langkah itu bisa menimbulkan perpecahan di masyarakat.
“Seharusnya mempersatukan bukan memecah belah. Jadi di sini separuh diambil, separuh lagi dipijak. Tidak boleh begitu. Itu belah bambu namanya,” ungkap Zulkifli.
Zulkifli menyarankan Menteri Agama untuk menarik daftar 200 mubaligh itu. “Segera tarik karena ini adalah blunder,” tuturnya.
red: farah abdillah
sumber: rmol.co