Rumah Sosial Kutub Luncurkan Program Sedekah Minyak Jelantah di Pondok Labu
Jakarta (SI Online) – Selama ini, minyak goreng yang telah beberapa kali dipakai atau disebut sebagai minyak jelantah ke mana perginya? Dibuang. Ya, dibuang. Dan itu akan mengakibatkan bau tidak sedap pada saluran pembuangan. Jika lama berada di saluran seperti pipa, maka akan menggumpal dan menyumpati saluran air.
Padahal di balik minyak jelantah yang seolah tak berguna itu ada nilai ekonominya. Tentu saja, bila dikumpulkan dari tiap rumah tangga dan dalam jumlah yang cukup.
Memanfaatkan potensi di masyarakat inilah, Rumah Sosial Kutub meluncurkan program “Gerakan Sedekah Minyak Jelantah” di Kantor Kelurahan Pondok Labu, Jl Swakarya Bawah, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu 29 Januari 2020.
Peluncuran gerakan ini dihadiri pejabat pemerintah, mulai dari Lurah Pondok Labu, Nurul Baiti, Camat Cilandak, Mundari, hingga Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji. Selain itu hadir pula perwakilan YBM PLN yang mendukung program ini dengan bantuan kendaraan operasional, Bambang Santoso. Kurang lebih 100 warga dari Pondok Labu menyaksikan peluncuran program sedekah minyak jelantah ini.
Direktur Rumah Sosial Kutub, Suhito, berharap program sedekah minyak jelantah ini akan menjadi program pemberdayaan masyarakat menuju terwujudnya kampung tersenyum ekowisata di Jakarta Selatan.
“Tersenyum itu akronim dari “Terima Sedekah Minyak Jelantah untuk Mereka” yang merupakan sebuah gerakan untuk mengedukasi masyarakat untuk hidup sehat, bersih dan berkah melalui gerakan tidak menggunakan minyak goreng secara terus menerus, tidak membuang minyak jelantah di sembarang tempat akan tetapi minyak jelantah tersebut dikumpulkan, ditampung dan dibuang di tong sedekah minyak jelantah yang telah disediakan,” jelasnya.
Bukan hanya di Jaksel, Suhito menargetkan nantinya semua kelurahan di DKI Jakarta dapat melaksanakan program sedekah minyak jelantah ini. Untuk itu, kata dia, pihaknya akan menyiapkan enam ribu jerigen minyak ukuran 20 liter untuk 267 kelurahan di seluruh DKI.
“Bagi daerah yang bergabung dalam Program Kampung Tersenyum, akan diberikan edukasi terhadap dampak limbah minyak jelantah, dan juga bagaimana penanganan hingga kemanfaatannya,” kata dia.
Untuk program sedekah minyak jelantah, Rumah Sosial Kutub akan bertindak sebagai penerima minyak yang telah dikumpulkan warga. Selanjutnya minyak bekas itu diproses menjadi biodiesel.
“Kami menggantinya per jerigen itu Rp60 ribu, uang itu kemudian digunakan untuk kegiatan sosial oleh warga,” kata Suhito.
Di Kelurahan Pondok Labu, kata sang Lurah, Nurul Baiti, sudah ada dua RW yang secara terkoordinasi melakukan program sedekah minyak jelantah. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak Mei 2019 lalu. Hasil dari pengumpulan minyak mantah itu kemudian digunakan untuk santunan anak-anak yatim di kelurahan tersebut.
Wakil Wali Kota Jaksel Isnawa Adji mengapresiasi gerakan yang dilakukan warga masyarakat ini. Menurutnya, inilah yang disebut dengan program berdaya. “Sedekah itu tidak hanya uang. Kata Ustaz, senyum saja sedekah,” kata Isnawa.
Isnawa mengatakan, selama ini orang tak terpikirkan untuk sedekah minyak jelantah. Padahal semua rumah tangga dan warung-warung pasti memilikinya. “Dibuang kemana kita juga nggak pada tahu,” kata dia.
Wakil Wali Kota mendorong agar program ini terus dilakukan. Dia memuji Kelurahan Pondok Labu yang telah mengoordinir dengan baik.
Rumah Sosial Kutub merupakan lembaga sosial yang tidak hanya mengelola dana Zakat, Infaq dan Sedekah namun juga berperan aktif dalam menjaga kelangsungan lingkungan hidup dengan cara mengedukasi masyarakat melalui Gerakan Sedekah Minyak Jelantah. Inovasi sedekah ini dikemas dalam sebuah gerakan hidup sehat (Go Health), hidup bersih (Go Green) dan hidup berkah (Go Berkah).
Red: shodiq ramadhan